Permintaan Asuransi Kredit Perdagangan Tinggi

Bisnis.com,25 Agt 2017, 02:19 WIB
Penulis: Oktaviano DB Hana
Bambang Suseno, Chairman Asosiasi Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (Apari)./Facebook

Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan asuransi kredit perdagangan di Indonesia dinilai meningkat secara signifikan pada tahun ini.

Bambang Suseno, Chairman Asosiasi Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (Apari), mengatakan secara global varian dari produk asuransi kredit ini sudah masif dimanfaatkan pelaku usaha perdagangan.

Di Indonesia, jelasnya, baru belakangan ini asuransi kredit perdagangan atau trade credit insurance tersosialisasikan secara luas sehingga pemanfaatannya pun mulai meningkat.

“Kami melihat adanya peningkatan signifikan demand di Indonesia untuk asuransi ini,” jelasnya kepada Bisnis di sela-sela Seminar Trade Credit Insurance, Kamis (24/8/2017).

Bambang mengatakan asuransi ini memberikan perlindungan kepada penyedia barang atau jasa terhadap risiko gagal bayar pada calon pembeli dalam jangka waktu tertentu. Dia mencontohkan sebuah perusahaan manufaktur telah menandatangani kontrak suplai barang ke pembeli selama setahun.

Pada bulan kedua, ternyata pembeli tidak sanggup lagi untuk membayarkan tagihan barang kepada perusahaan manufaktur tersebut. Lalu, siapa yang membayar bara itu? Dengan credit trade insurance, asuransi yang akan membayarnya,” tuturnya.

Bambang menilai produk asuransi ini memang dibutuhkan oleh pelaku usaha perdagangan di Indonesia di tengah kondisi ekonomi yang belum mengalami peningkatan signifikan. Proteksi ini akan meminimalisir penyedia barang dan jasa dari potensi kerugian atas gagal bayar pelanggannya.

“Jika, posisi seller khawatir buyer tidak mampu membayar mereka, harus berasuransi, terutama untuk pelaku ekspor,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini