Minyak Diterpa Badai Harvey, Batu Bara Tetap Menguat

Bisnis.com,25 Agt 2017, 07:49 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintasi sungai Mahakam, di Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu 23/4)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara melanjutkan penguatannya di hari kedua pada akhir perdagangan kemarin, Kamis (24/8/2017).

Harga batu bara untuk kontrak Januari 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup menguat 0,45% atau 0,35 poin di posisi US$78,25/metrik ton.

Batu bara melanjutkan penguatan di hari kedua setelah pada sesi perdagangan sebelumnya ditutup naik 0,46% ke level US$77,90 per metrik ton.

Berbanding terbalik dengan harga batu bara, harga minyak mentah tertekan menysuul Badai Harvey yang mendekati pusat penyulingan di Pantai Teluk Texas, AS.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober ditutup melemah 98 sen di US$47,43 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan mencapai sekitar 7% di atas rata-rata pergerakan 100 hari.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Oktober berakhir turun 53 sen di US$52,04 per barel, di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Badai Harvey telah memaksa pekerja meninggalkan beberapa platform energi di Teluk Meksiko, menutup terminal laut, serta berpotensi membanjiri kilang di Houston dan Corpus Christi.

“Dengan terjadinya badai, ada lebih sedikit permintaan minyak di tengah kemungkinan penutupan kilang minyak. Ada risiko banjir yang sangat serius,” ujar Kyle Cooper, direktur riset IAF Advisors di Houston, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (25/8/2017).

 

 Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2018 di bursa Rotterdam

Tanggal

US$/MT

24 Agustus

78,25

(+0,45%)

23 Agustus

77,90

(+0,46%)

22 Agustus

77,54

(-0,01%)

21 Agustus

77,55

(-0,83%)

18 Agustus

78,20

(-0,03%)

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini