Alasan Sekjen PSSI Ratu Tisha Jatuh Cinta Pada Sepak Bola

Bisnis.com,26 Agt 2017, 13:33 WIB
Penulis: Dika Irawan
Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Ratu Tisha Destria./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Ratu Tisha Destria seakan jadi penyegar dalam persepakbolaan Indonesia yang masih kering prestasi. Berkat pengalaman dan kompetensinya, Tisha belum lama ini dipercaya menjabat Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia.

Jabatan yang selama ini erat kaitannya dengan pemangku kepentingan sepak bola Indonesia. Tentunya dengan jabatan tersebut, Tisha menjadi orang cukup penting di tubuh PSSI selain Ketua Umum dan Wakilnya.

Untuk pertama kalinya pula, induk sepak bola tertua di Indonesia itu memiliki sekjen dari kaum hawa. Mungkin sudah ada wanita-wanita Indonesia yang berkecimpung di lapangan sepak bola, tetapi belum banyak yang berkiprah di lapangan organisasi sepak bola dan Tisha salah satunya.

Di pundaknya, persepakbolaan nasional wajib diarahkan menuju sepak bola modern yang tak cuma menyodorkan tontonan, melainkan menciptakan efek lain seperti ekonomi, pariwisata hingga pendidikan.

Jika menengok ke belakang, keputusan PSSI menunjuk Tisha sebagai sekjennya terbilang mengejutkan. Tisha menyingkirkan kandidat-kandidat lain yang sejauh ini namanya cukup familier di sepak bola Indonesia. Sedangkan nama Tisha sendiri tidak begitu menggema di kancah sepak bola Tanah Air.

Namun, siapa duga Tisha memiliki sederet prestasi pada tataran manajerial si kulit bundar. Perannya selama ini tidak banyak dilakukan di stadion, melainkan ruang-ruang pengambilan keputusan sepak bola.

Sepak bola sebetulnya tidak ada dalam darah Tisha. Perjumpaannya dengan dunia kulit bundar dimulai ketika alumnus Jurusan Matematika Institut Teknologi Bandung mengurusi tim sepak bola mahasiswa ITB. Sepertinya itulah jalan pembuka Tisha masuk ke dunia sepak bola.

Tisha tercatat satu-satunya perempuan di Asia yang memperoleh beasiswa FIFA. Ketika menjalankan FIFA Master, dia belajar di tiga universitas yang digandeng (International Centre for Sports Studies sebagai pelaksana program yaitu De Montfort University di Leicester, Inggris, SDA Bocconi di Milan, Italia, dan Universite de Neuchatel di Neuchatel, Swiss.

Saat PSSI dibekukan, Tisha didaulat menjabat Direktur PT Gelora Trisula Semesta, operator Indonesia Soccer Championship. Selepas PSSI pulih, dia ditunjuk menjabat direktur kompetisi PT Liga Indonesia Baru untuk musim 2017.

Tak lama ketika Ade Wellington mengundurkan diri dari posisi Sekjen PSSI, nama Tisha masuk dalam radar kandidat pengganti. Dalam seleksi posisinya, Tisha meraih hasil tes terbaik di antara para kandidat lainnya. Pihak PSSI berpendapat Tisha pas menduduki jabatan tersebut karena dinilai mumpuni pada bidang organisasi, pengelolaan kompetisi termasuk menjalin komunikasi dengan berbagai pihak.

Ketika disinggung ketertarikannya terhadap si kulit bundar yang identik dengan kaum adam, Tisha menjawabnya dengan jawaban diplomatis. “Pertanyaan itu yang sering ditanya ke saya, tetapi saya tidak pernah tau jawabannya. Sebab kita tak akan pernah tau alasan mencintai sesuatu itu karena apa,” tuturnya saat bertandang ke kantor Bisnis belum lama ini.

Bagi dia kecintaannya terhadap sepak bola tak dapat diukur. Cintanya mengalir saat menjalankan dan menggeluti bidang tersebut sehingga tanpa sadar, 15 tahun Tisha telah menekuni olah raga itu.

Satu hal lainnya, Kecintaan Tisha pada sepak bola diakuinya sama dengan masyarakat pada umumnya. Dia melihat keajaiban dalam sepak bola Indonesia yang terwakili pada romantisme suporter, potensi ekonomi, dan animo penonton. Faktof-faktor itu semua membuatnya semakin mencintai sepak bola.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andhika Anggoro Wening
Terkini