Survei CIGNA: Persepsi Masyarakat Terhadap Proteksi Kesehatan dan Kesejahteraan Turun

Bisnis.com,29 Agt 2017, 16:21 WIB
Penulis: Asteria Desi Kartika Sari

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks skor kesejahteraan masyarakat di Indonesia dan beberapa negara di Asia sepanjang 2016 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu. Artinya, keyakinan masyarakat terhadap proteksi kesehatan dan kesejahteraan mengalami kemunduran.

Hasil survei bertajuk Survei Skor Kesejahteraan, 360 Derajat yang dilakukan PT Asuransi Cigna tentang persepsi responden terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat menunjukkan, skor kesehatan dan kesejahteraan di Indonesia pada 2016 mencapai 62,8, turun dari tahun sebelumnya 66,5.

Skor tersebut sedikit di atas rata-rata skor internasional yang tercatat 62,3, turun dari 63,4 pada 2015. Dari 13 negara yang disurvei, Indonesia berada di posisi ke-6, sedikit di bawah China sebesar 64,9 (sebelumnya 68,7), tetapi lebih tinggi dari skor Singapura 59,4 (tetap), Hongkong 58,6 (sebelumnya 59,3), dan Korea Selatan 53,9 (sebelumnya 60,7).

Herlin Susanto, Presiden Direktur PT Asuransi Cigna (Cigna Indonesia), mengatakan survei tersebut dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai kesehatan dan kesejahteraan. Pemberian skor mengacu kepada lima pilar yakni fisik, finansial, pekerjaan, keluarga, dan sosial.

Survei tersebut telah dua kali dilakukan di Indonesia. Dia mengatakan survei tersebut dilakukan untuk mewujudkan misi Cigna dalam membantu masyarakat/nasabah meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan rasa aman.

“Menurut Survei tersebut, persepsi masyarakat Indonesia terhadap kesehatan  dan kesejahteraan mereka turun signifikan karena faktor finansial,” katanya dalam paparan survei tersebut di Jakarta, Selasa (29/8/2017).

Dia mengatakan, sejak survei tersebut dilakukan pertama kali di Indonesia pada 2015, kondisi keuangan masih menjadi tantangan utama. Skor aspek finansial masih menempati urutan terbawah dibandingkan dengan aspek kesejahteraan lainnya seperti pekerjaan dan kesejahteraan sosial.

“Tantangan ini yang membuat responden tidak percaya diri dalam menjamin kesehatan dan kesejahteraan mereka,” katanya.

Berdasarkan survei, dia mengatakan hanya 24% responden yang bisa memenuhi kebutuhan kesehatan keluarga mereka, dan hanya 21% yang bisa membantu kondisi keuangan orang tua mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggi Oktarinda
Terkini