Bisnis.com, SURABAYA – Perusahaan konstruksi milik negara PT Adhi Karya (Persero) menyebut akan mempersiapkan dana suntikan pada dua anak usahanya sebagai modal penambahan kapasitas produksi beton.
Dana tersebut diperoleh dari penerbitan obligasi yang telah ditempuh perusahaan pada semester I/2017.
Direktur Keuangan Adhi Karya, Harris Gunawan mengungkapkan untuk penambahan kapasitas produksi tersebut, perseroan menyiapkan dana suntikan masing-masing sebesar Rp300 miliar untuk Adhi Persada Beton (APB) dan Rp500 miliar untuk Adhi Persada Gedung (APG).
“Untuk penambahan kapasitas itu, kami akan suntik anak perusahaan untuk APB dan APG. Kalau APB, akan digunakan untuk akuisisi. Kalau APG, digunakan untuk penambahan pabrik baru,” jelas Harris di Surabaya, Rabu (30/8).
Harris menyampaikan perusahaan dengan kode bursa ADHI tersebut ingin menambah produksi beton karena selama ini sangat bergantung pada pihak ketiga untuk dapat memasok kebutuhan beton. Pasalnya, APB hanya dapat menopang kebutuhan proyek internal perseroan.
Menurutnya, saat ini Adhi Karya tengah menjajaki upaya akuisisi beberapa pabrikan beton dan tidak menutup kemungkinan akan mengakuisisi lebih dari satu perusahaan. Seluruh proses legal sedang dalam tahap review oleh perusahaan. Jika menempuh keputusan ini, APB yang akan melakukan akuisisi.
Selain itu, jika proses akuisisi tidak memungkinkan, Adhi Karya juga mejajaki peluang pendirian pabrik beton baru untuk menambah dua pabrik beton yang saat ini sudah dioperasikan APB. Proses penambahan kapasitas melalui investasi pabrik baru tersebut akan dilakukan oleh APG.
Harris menuturkan ketergantungan yang cukup besar pada pemasok pihak ketiga membuat Adhi Karya tidak dapat mengendalikan secara penuh durasi pengerjaan sebuah proyek. Apalagi, proyek perseroan terkadang berada jauh dari pabrik APB dan pabrik pemasok eksternal.
“Ke depan, proyek-proyek internal kami juga banyak dan sejauh ini kapasitas APB dikerahkan untuk itu. Agar menjamin kelancaran pasokan untuk proyek-proyek kami yang lain, maka ada pertimbangan akuisisi atau investasi baru,” kata Harris.
Harris menyebut saat ini sedang menjajaki akuisisi dengan salah satu produsen beton yang memiliki beberapa pabrik di sekitar Jakarta dan Jawa Timur. Menurutnya, proses akuisisi kemungkinan akan memakan waktu lebih lama dibandingkan mendirikan pabrik baru karena harus melalui proses legal yang panjang.
Perseroan menyebut belum memperoleh hitungan spesifik soal berapa kebutuhan kapasitas tambahan yang diperlukan. Saat ini, Adhi Karya pun sedang meyelesaikan beberapa proyek strategis seperti enam ruas tol di DKI Jakarta dan 12 TOD (transit oriented development).
Adapun, hingga Juli 2017, Adhi mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp26,8 triliun. Kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru pada Juli 2017 didominasi oleh lini Konstruksi dan Energi yaitu 92,6%. Hingga Juni 2017, perolehan laba bersih perseroan mencapai Rp131,3 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel