Bisnis.com, JAKARTA -- Index-based solutions atau solusi berbasis indeks dengan bantuan teknologi diyakini dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan penetrasi asuransi pertanian ke depannya.
Hemant Nagpal, Direktur Model Produk Manajemen di Risk Management Solutions (RMS) dalam Asia Agriculture Insurance Conference ke-4 di Singapura mengatakan salah satu penyebab penetrasi asuransi pertanian di wilayah, seperti China dan India rendah adalah sifat komunitas petani yang terfragmentasi.
Sekitar 87% lahan pertanian kecil atau kurang dari 2 hektar ditemukan di Asia, dengan ukuran rata-rata kepemilikan lahan semakin menurun karena meningkatnya jumlah penduduk dan terbatasnya ketersediaan lahan.
Bagi perusahaan asuransi, besarnya jumlah kepemilikan lahan tersebut menyulitkan mereka untuk mengelola polis asuransi tanaman, menanggung risiko, dan menyesuaikan kerugian.
"Singkatnya, karena kepemilikan tanah dan nilai tanaman berkurang, membuat inefisiensi dalam menerapkan produk berbasis ganti rugi meningkat," kata Harini Kannan, Head of Agriculture, Asia Pacific Swiss Re, dikutip dari Asian Insurance Review, Jumat (8/9/2017).
Kannan berujar solusi berbasis indeks, seperti indeks cuaca, indeks hasil, dan lainnya, akan memungkinkan perusahaan asuransi memiliki pandangan terperinci mengenai risiko di tingkat petani tanpa perlu mengeluarkan biaya seperti halnya bila mengumpulkan data tersebut secara manual.
"Teknologi dapat menyediakan sumber data underwriting dan loss assessment yang kaya bagi perusahaan asuransi untuk memperbaiki indeks dan juga produk asuransi mereka," tambahnya.
Dia percaya kombinasi teknologi, parametrik, asuransi akan menjadi jalan masa depan dalam menawarkan solusi pertanian.
Oleh karenanya, agar hal tersebut berjalan lancar semua pemangku kepentingan, termasuk petani, perusahaan asuransi, penyedia teknologi, dan pemerintah daerah harus saling bekerjasama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel