Bisnis.com, JAKARTA--Nilai tukar rupiah diproyeksi bergerak pada kisaran Rp13.100--13.250 per dolar Amerika Serikat pada pekan ini.
Pelemahan dolar AS dan kuatnya fundamental ekonomi domestik membuat rupiah mencatatkan penguatan tertinggi di antara mata uang Asia lainnya pada Jumat (8/9).
Akhir pekan lalu, rupiah ditutup menguat 122 poin atau 0,92% menuju Rp13.185 per dolar AS. Adapun kurs tengah BI dipatok Rp13.284 per dolar AS.
Mata uang Garuda berhasil mencatatkan level tertinggi sejak 10 November 2016 di posisi Rp13.138 per dolar AS. Sepanjang tahun berjalan rupiah bertumbuh 2,14%.
Senior Research and Analyst Asia Trade Point Futures (ATPF) Andri Hardianto menyampaikan, dalam jangka pendek pelemahan dolar AS menjadi sentimen utama yang mendongkrak rupiah.
Adapun faktor domestik seperti, penguatan cadangan devisa dan data-data ekonomi lainnya, serta pertumbuhan harga komoditas turut memberikan sentimen positif.
Pada pekan ini, rupiah diperkirakan masih kokoh kendati dolar berpotensi rebound. Mata uang Garuda diprediksi bergerak di dalam rentang Rp13.100—Rp13.250 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Putu Agus juga memprediksi rupiah cenderung solid dan diperkirakan bergerak stabil di kisaran Rp13.165—Rp13.250 per dolar AS pada pekan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel