Bagi-Bagi KIP & PKH, Presiden Jokowi: Jangan Buat Beli Rokok & Pulsa Telepon

Bisnis.com,15 Sep 2017, 18:02 WIB
Penulis: Arys Aditya
Presiden Joko Widodo memperlihatkan kartu keanggotaan di sela-sela peresmian gedung Perpustakaan Nasional (Perpusnas), di Jakarta, Kamis (14/9)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Kabar24.com, JAKARTA — Pemerintah berupaya keras untuk memberikan akses pendidikan yang merata kepada anak-anak Indonesia dan memberikan perlindungan sosial bagi para keluarga prasejahtera.

Dalam kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Selatan, Presiden Joko Widodo membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Program Keluarga Harapan (PKH) kepada masyarakat di halaman Kantor Wali Kota Banjarmasin, Jumat (15/9/2017).

Dalam acara tersebut, sebanyak 1.585 pelajar menerima KIP dan 1.002 keluarga yang memperoleh kartu PKH dalam pendistribusian tersebut.

Besaran bantuan yang didapatkan para pelajar penerima bantuan ialah sebesar Rp450.000 per tahun untuk yang berada di tingkat SD, lalu Rp750.000 bagi yang berada di tingkat SMP, dan Rp1 juta bagi pelajar SMA atau SMK.

Sementara itu bagi penerima PKH, pemerintah memberikan bantuan sebesar Rp1,89 juta bagi tiap penerima. Dana total yang tersedia dalam kartu PKH itu dapat diambil sebanyak empat kali melalui bank yang telah ditunjuk pemerintah.

"Itu dipakai untuk pendidikan anak, keperluan gizi anak-anak," ujar Presiden saat memberikan sambutan, seperti dikutip dari siaran resmi.

Presiden mengingatkan, meskipun dahulu keluarganya juga berasal dari kalangan keluarga dengan ekonomi yang kurang mampu, namun mereka tetap mengupayakan agar pendidikan dan asupan gizi bagi Jokowi kecil tetap terpenuhi. Presiden pun berharap agar anak-anak Indonesia juga memperoleh perhatian yang sama dan lebih baik.

"Saya ini juga anak dari keluarga yang tidak mampu. Tapi urusan gizi diurus sama ibu saya. Kalau tidak diurus tidak akan pintar. Orang tua pontang-panting, terus saya bisa disekolahkan. Saya harap ibu-ibu juga seperti itu," ucapnya.

Lebih lanjut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mewanti-wanti kepada para penerima bantuan agar menggunakan bantuan tersebut sebagaimana mestinya.

"Uang ini untuk pendidikan dan gizi anak kita. Untuk beli rokok tidak boleh. Beli pulsa boleh? Tidak. Kalau ketahuan nanti ini akan dicabut," kata Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden, Ketua DPD Oesman Sapta Odang, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Stefanus Arief Setiaji
Terkini