Kelola Mesin Isi Ulang Uang Elektronik, Bank Akui Butuh Dana

Bisnis.com,18 Sep 2017, 17:48 WIB
Penulis: Surya Rianto

Bisnis.com, JAKARTA -- Bankir menyebutkan tantangan paling besar dari bisnis uang elektronik adalah menyediakan sarana mesin isi ulang. Setelah itu, bagaimana mengelola mesin isi ulang itu agar terus berjalan secara efektif tanpa gangguan.

Direktur Konsumer PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Anggoro Eko Cahyo mengatakan, tantangan dalam bisnis uang elektronik adalah menyediakan titik isi ulang sesuai dengan kebutuhan. Nantinya, semua titik isi ulang itu juga harus dikelola dengan baik agar bisa lancar untuk digunakan oleh masyarakat.

"Dalam melakukan pengelolaan atau maintain mesin isi ulang uang elektronik misalnya, untuk mesin isi ulang di gerbang tol. Untuk mengelola itu kan butuh dana juga," ujarnya pada Senin (18/9).

Sayangnya, Anggoro enggan mengungkapkan seberapa besar beban bank, termasuk Bank Negara Indonesia (BNI) dalam mengelola dan menambah titik baru mesin isi ulang.

"Intinya tiap bank pastinya beda-beda lah," ujarnya.

Dia pun menekankan kalau pengenaan biaya pada isi ulang uang elektronik juga adalah tahap dalam edukasi pasar menuju ekosistem nontunai yang berkesinambungan.

"Terkait rencana adanya biaya uang elektronik yang cuma sekitar Rp1.000 sampai Rp2.000, nantinya masyarakat akan semakin pintar dalam mengkalkulasikan kebutuhan uang elektronik dalam sebulan sehingga biaya uang elektronik itu tidak akan terasa juga," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farodilah Muqoddam
Terkini