Harga Karet Ditutup Anjlok ke Level Terendah

Bisnis.com,19 Sep 2017, 15:45 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Petani menoreh pohon karet di kawasan perkebunan kebun karet Jawi jawi, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Rabu (5/7)./ANTARA-Abriawan Abhe

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan harga karet berlanjut pada penutupan perdagangan hari ketiga berturut-turut, Selasa (19/9/2017), terbebani kekhawatiran jumlah stok yang lebih tinggi.

Harga karet untuk pengiriman Februari 2018, kontrak teraktif di Tokyo Commodity Exchange (Tocom), ditutup anjlok 3,53% atau 7,80 poin di level 213,40 yen per kilogram (kg), level terendah sepanjang masa kontrak tersebut.

Sebelumnya harga karet dibuka turun 0,45% atau 1 poin di posisi 220,20 yen per kg, setelah pada perdagangan terakhir sebelum libur nasional Jepang, Jumat (15/9) berakhir dengan pelemahan hampir tiga persen.

Kazuhiko Saito, analis dari Fujitomi ,mengatakan anjloknya bursa komoditas Shanghai pada Senin di tengah kekhawatiran peningkatan pasokan memberikan sentimen negatif pada pasar.

“Kekhawatiran tersebut memicu aksi jual pada bursa Tocom Jepang,” ujar Saito, seperti dikutip dari Bloomberg.

Harga karet pengiriman Januari di Shanghai Futures Exchange anjlok 3,3% pada perdagangan Senin (18/9), ke level penutupan terendah untuk kontrak teraktif sejak 28 Juli.

Sementara itu, jumlah stok yang dimonitor Shanghai Futures Exchange naik 2% menjadi 430.735 ton pada 14 September, level tertinggi sejak setidaknya 2003.

Harga karet terus anjlok meski pada saat yang sama kinerja mata uang yen lanjut melemah. Nilai tukar yen melemah 0,13% atau 0,15 poin ke posisi 111,72 per dolar AS pada pukul 13.52 WIB, setelah pada Senin (18/9) berakhir terdepresiasi 0,66% di posisi 111,57.

 

Pergerakan Harga Karet Kontrak Februari 2018 di TOCOM

Tanggal

Harga (Yen/Kg)

Perubahan

19/9/2017

213,40

-3,53%

18/9/2017

 holiday

 holiday

15/9/2017

221,20

-2,94%

14/9/2017

227,90

-1,34%

13/9/2017

231,00

+0,96%

Sumber: Bloomberg

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini