AS vs KORUT: Saya Akan Hancurkan, Kata Trump

Bisnis.com,20 Sep 2017, 11:14 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Presiden Amerika Serikat Donald Trump/Reuters-Jim Lo Scalzo
Bisnis.com,JAKARTA -Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan  negaranya akan menghancurkan Korea Utara jika terpaksa harus mempertahankan diri atau mempertahankan sekutu-sekutunya.

Pernyataan itu disampaikan oleh Presiden Trump dalam Sidang Umum PBB di New York, Selasa (19/9/2017)  waktu setempat. "Jika (AS) terpaksa membela diri atau para sekutu, kita tidak mempunyai pilihan lain kecuali menghancurkan Korea Utara secara menyeluruh," ujar Trump sebagaimana dikutip BBC.com, Rabu (20/9/2017).

Dalam pidato perdana di PBB, Presiden Trump mengejek pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dengan mengatakan pria roket sedang menjalankan misi bunuh diri.

Tak masuk akal

Korea Utara telah berkali-kali melakukan uji coba bom nuklir dan rudal meskipun dikenai sanksi oleh PBB karena tindakannya tersebut. Ancaman dan perang kata-kata mewarnai ketegangan terkait uji coba itu.

Menurut Stewart Patrick, peneliti senior di lembaga pemikir Council on Foreign Relations di New York, ancaman Presiden Trump kali ini untuk menghancurkan secara total Korea Utara tidak masuk akal. "Saya sebenarnya skeptis," ujarnya.

Dia yakin orang-orang di Pentagon akan terperanjat kalau memilih opsi militer dengan potensi jumlah korban jiwa. "Setidaknya ratusan ribu warga Korea Selatan di Seoul jadi korban," ujarnya.

BACAK BURSA INTERNASIONAL : Pasar Global Lebih Tenang Sikapi Korut

Terlebih lagi, tambah Patrick, bagi Korea Selatan gagasan Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap Korea Utara menjadi pilihan terakhir.

Selain mengeluarkan ancaman terhadap Korea Utara, Presiden Trump juga melancarkan serangan verbal kepada Iran dengan mengatakan  Iran merupakan "kediktatoran korup" yang bermaksud menggoyah Timur Tengah.

Lebih lanjut dia menyerukan kepada pemerintah Iran untuk tidak lagi mendukung terorisme. Dia juga tak luput mengkritik perjanjian AS-Iran yang diteken di masa pemerintahan Presiden Barack Obama terkait program nuklir Iran. Trump menyebut perjanjian tersebut 'memalukan'.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini