Industri Tekstil Harus Go Digital

Bisnis.com,20 Sep 2017, 02:05 WIB
Penulis: Sholahuddin Al Ayyubi
Ilustrasi kegiatan di pabrik tekstil/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA-Pelaku industri tekstil dalam negeri dinilai sudah siap untuk segera go digital guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi di Indonesia.

Chief Eksekutif Officer (CEO) 88Spares.com, Hartmut Molzhan menilai saat ini pelaku industri tekstil nasional yang mengambil pangsa pasar global 2% tidak bisa menolak kehadiran digitalisasi yang sudah menjadi fenomena internasional.

"‎Digitalisasi itu datang untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi. Industri tekstil nasional yang mengambil pangsa pasar internasional 2% ini tak bisa menolak kehadiran digitalisasi yang sudah menjadi fenomena global," tuturnya di Jakarta, Selasa (19/9/2017).

Dia menjelaskan digitalisasi pada industri tekstil nasional akan memiliki dampak positif, baik untuk pelaku maupun konsumen seperti hadirnya produk yang beragam, inovasi baru dan model bisnis yang berubah.

"Kita sudah lihat di industri penerbitan dengan Amazon dalam menjual buku yang mengubah semuanya. Ke depan saya prediksi ini bisa terjadi di industri tekstil dan mass customization itu tak bisa dielakkan," katanya‎.

Menurutnya, melalui platform B2B, marketplace 88spares.com akan terus mendorong digitalisasi agar masuk lebih cepat ke industri tekstil nasional, sehingga pelaku usaha dapat menjadi kompetitor di masa depan.

"Kami ingin menyambungkan pabrik, vendor, dan industri kecil menengah (IKM) agar bisa berbisnis secara efisien, cepat dan murah. Saat ini sudah saatnya pedagang dan pembeli melakukan perdagangan dengan cara e-Commerce yang tentunya bisa lebih efektif dan efisien dari sisi biaya dan waktu," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengakui perdagangan dunia sedang menuju kearah perubahan, konsumen memegang kontrol secara penuh. Namun menurutnya, hal itu tidak akan meninggalkan basis produksi.

"Pemain yang bermain di produksi harus dapat menyesuaikan dengan permintaan dari perubahan tersebut seperti less inventory, speet to the market, dan tentunya harus diikuti oleh supply chain yang terintegrasi," tuturnya.

Hal senada disampaikan Director General The International Textile Manufacturers Federation (ITMF) Christian Schindler. Ia menjelaskan Indonesia adalah negara dengan rantai pasokan tekstil terpadu dari pemintalan hingga garmen.

"Industri tekstil Indonesia mengalami pertumbuhan yang stabil dalam beberapa tahun terakhir dan berpotensi untuk mempercepat pertumbuhan ini di masa depan dengan memperbaiki lingkungan bisnis untuk investasi dalam dan luar negeri," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini