Bisnis.com, JAKARTA -- Masyarakat yang menggunakan uang elektronik untuk pembayaran transportasi umum seperti commuterline dan transjakarta tidak perlu khawatir terkait akan dikenakan biaya isi ulang uang elektronik.
Pasalnya, Bank Indonesia akan mengatur agar pengisian ulang uang elektronik secara 'on us' atau mengisi uang elektronik dengan infrastruktur bank penerbitnya, seperti ATM akan tetap digratiskan pada nominal isi ulang tertentu.
Jadi, bila Anda pengguna kartu uang elektronik dari bank A dan menggisi ulang di ATM bank A dengan batas nominal tertentu akan tidak dikenakan biaya.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, untuk biaya isi ulang on us atau lewat infrastruktur bank penerbit uang elektronik, bank sentral akan berupaya mengatur biayanya agar bisa lebih rendah sehingga bisa tetap bermanfaat.
“Kami tekankan untuk nominal isi ulang sampai Rp200.000 dengan skema on us tidak akan kena biaya, tetapi untuk di atas itu tetap akan dikenakan biaya dengan nilai yang wajar,” ujarnya pada Selasa (20/9).
Di sisi lain, Kepala Pusat Program Transformasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko pun menyebutkan, secara rinci pihaknya masih mengkaji nominal isi ulang dengan skema 'on us' yang bisa dibebaskan untuk isi ulang.
“Kami akan melihat kebiasaan masyarakat pengguna transportasi umum seperti commuterline dan Transjakarta dalam melakukan nilai isi ulang. Dari hasil itu akan ditentukan nominal terendah yang tidak akan dikenakan biaya isi ulang,” ujarnya pada Selasa (19/9).
Adapun, selama ini untuk isi ulang dengan infrastruktur bank penerbit kartu atau on us masih gratis. Kita tunggu saja aturan terkait biaya isi ulang uang elektronik itu, terutama untuk nominal isi ulang dengan skema on us yang masih dibebaskan biaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel