Korut Tebar Ancaman Baru, Nikkei Melemah & Topix Nyaris Flat

Bisnis.com,26 Sep 2017, 15:09 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang ditutup melemah pada perdagangan Selasa (26/9/2017) menyusul ancaman terbaru dari Korea Utara.

Indeks Topix ditutup melemah hanya 0,08 poin ke level 1.672,74, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup turun 0,33% atau 67,39 poin ke level 20.330,19.

Dilansir Bloomberg, Korea Utara menyatakan bahwa pihaknya dapat menembak jatuh pesawat tempur AS di wilayah udara internasional dan menganggap komentar Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini sebagai sebuah deklarasi perang.

"Walaupun berita Korea Utara adalah sesuatu yang biasa bagi investor, mereka akan cenderung mengambil keuntungan (setelah saham Jepang ditutup pada level tertinggi dua tahun kemarin),” ungkap Mitsugu Yokoyama, kepala riset investasi Ando Securities, seperti dikutip Bloomberg.

"Pasar tidak akan jatuh asalkan isu Korea Utara tidak berkembang menjadi konflik fisik, namun investor tetap memantau perkembangan ketegangan," lanjutnya.

Trump, dalam pidato debutnya ke Majelis Umum PBB pada 19 September, mengancam untuk "menghancurkan secara total" Korea Utara jika tidak menghentikan program senjata nuklirnya.

Di lain pihak, Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho menjawab bahwa alasan mengapa Korea Utara harus memiliki senjata nuklir adalah karena AS.

Sementara itu, Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan bahwa dia akan membubarkan majelis rendah parlemen pada 28 September untuk pemilihan umum dan akan mengumumkan paket ekonomi senilai US$18 miliar.

Yoshinori Ogawa, ahli strategi senior Okasan Securities di Tokyo mengatakan, pengumuman tersebut kemungkinan akan terus dianggap sebagai faktor pendukung di pasar saham,

Produsen elektronik dan mesin menjadi penekan terbesar pada indeks Topix, karena yen menguat terhadap dolar untuk hari ketiga.

Sementara itu, saham  Nippon Telegraph & Telephone Corp. menahan pelemahan indeks Topix lebih lanjut karena benchmark setelah mengumumkan pembelian kembali saham senilai 150 miliar yen, sementara penjelajah energi memperoleh kenaikan harga minyak yang lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini