Pasca Pidato Yellen, Bursa Wall Street Ditutup Mixed

Bisnis.com,27 Sep 2017, 06:49 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Bursa Saham AS Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa (26/9/2017) setelah komentar dari Gubernur Fed Janet Yellen yang mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga Desember.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 10,05 poin atau 0,05% ke level 22,286.04, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 menguat 0,23 poin atau 0,01% ke 2.496,89 dan Nasdaq Composite naik 9,57 poin atau 0,15% ke 6.380,16.

Dalam pidatonya di Cleveland, Yellen mengatakan bahwa the Fed perlu melanjutkan kenaikan suku bunga secara bertahap dan akan sangat berhati-hati untuk membiarkan suku bunga ditahan sampai inflasi mencapai target 2%.

Pada sesi pidato sebelumnya di tempat yang sama, Gubernur The Fed wilayah Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa dia menginginkan bukti yang jelas bahwa inflasi telah meningkat sebelum melakukan kenaikan suku bunga lainnya, namun tidak menutup kemungkinan kenaikan satu kali lagi di tahun 2017.

Kemungkinan kenaikan suku bunga pada bulan Desember naik menjadi 78% dari sekitar 40% sebulan yang lalu, menurut FedWatch CME Group.

"Investor harus melihat kenaikan suku bunga pada Desember mengingat kita tidak tahu apa yang terjadi dengan posisi pimpinan the Fed tahun depan. (Yellen) mungkin ingin bisa mengetahui orang baru yang menjadi peran tersebut yang mungkin tidak merasa nyaman melakukan pengetatan moneter di bulan pertamanya," kata Jack Ablin, kepala investasi di BMO Private Bank, seperti dikutip Reuters.

Sementara itu, data ekonomi menunjukkan kepercayaan konsumen AS urun pada bulan September dan penjualan rumah turun ke level terendah delapan bulan terakhir pada bulan Agustus karena dampak Badai Harvey dan Irma.

Sektor teknologi menguat 0,4%, sedikit pulih dari pelemahan pada sesi sebelumnya. Saham di sektor mengalami penurunan satu hari terburuk dalam lima pekan terakhir pada hari Senin karena kekhawatiran akan ketegangan dengan Korea Utara yang mendorong investor melakukan profit taking.

Saham Apple naik 1,72% menyusul koreksi dalam empat sesi terakhir sekaligus menopang tiga indeks utama, setelah Raymond James menaikkan target harga pada produsen iPhone ini menjadi US$180 dari US$170.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini