Kerjasama Jatim-Australia : Soekarwo Minta Pasokan Bahan Baku Industri

Bisnis.com,27 Sep 2017, 20:06 WIB
Penulis: Dara Aziliya
Gubernur Jawa Timur Soekarwo/Bisnis-Wahyu Darmawan

Kabar24.com, SURABAYA – Gubernur Provinsi Jawa Timur Soekarwo menjajaki kerjasama pasokan bahan baku dari Australia untuk sejumlah industri di Jatim. Selama ini, 70% bahan baku industri provinsi tersebut diimpor dengan biaya yang cukup tinggi dari negara-negara belahan utara.

Soekarwo menyampaikan jika impor bahan baku harus mengeluarkan biaya besar, akan sulit bagi industri lokal untuk bersaing dengan perusahaan multinasional.

Secara geografis, Australia berada cukup dekat dengan Jatim sehingga diharapkan dapat menekan cost yang harus dikeluarkan industri.

“Dala waktu dekat akan ada pertemuan antara pejabat pemerintahan kita, dengan Kepala Dinas daerah, dan Kadin [Kamar Dagang dan Industri] untuk membahas hal tersebut,” kata gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo tersebut di Surabaya, Rabu (27/9).

Soekarwo menjelaskan pertemuan tersebut akan dilangsungkan dalam waktu dekat. Dalam diskusi itu, pemerintah dan Kadin Jatim akan menyusun masterlist kebutuhan bahan baku apa saja yang dapat diimpor dari Australia.

Selain itu, Pakde menyebut Jatim tidak hanya akan mengimpor bahan baku dari negara itu, tetapi juga menjajaki peluang ekspor. Selama ini, Jatim juga telah mengekspor berbagai produk manufaktur dan produk pertanian ke Australia.

Dia menjelaskan Indonesia dan Australia Barat telah 27 tahun membangun kerjasama dalam skema Sister State sehingga penguatan kerja sama akan terus ditempuh. Selain mengimpor bahan baku, Jatim juga akan mengajak negara itu meningkatkan investasinya di provinsi tersebut.

Pemprov mencatat saat ini Jatim memiliki 39 juta penduduk, merupakan pasar yang sangat besar produk industri. “Selain itu, Jatim merupakan basis produksi yang sangat strategis untuk menggarap pasar 120 juta penduduk Indonesia bagian timur,” kata Pakde.

Sementara itu, Menteri Pertambangan, Perminyakan, Perdagangan, Hubungan Industri, dan Hubungan Asia Australia Barat, Bill Johnston mengungkapkan negara itu ingin memperkuat implementasi teknologi pada perusahaan-perusahaan penanaman modal asing (PMA) asal Australia yang beroperasi di Jatim.

Menurutnya, hal yang lebih penting dibandingkan hanya memasok bahan baku adalah menumbuhkan industri di Jatim sehingga masyaakat dapat merasakan nilai tambah. Saat ini, ada beberapa perusahaan patungan Australia—Indonesia yang beroperasi di Jatim.

“Banyak peluang kerja sama antara Australia Barat dan Jatim khusus untuk pengembangan industri manufaktur. Selain membawa bahan baku dari Australia, kami juga bisa mengolahnya di Jatim dan yang terpenting kita bisa mengekspor produk hasil olahan tersebut ke negara lain,” jelas Johnston.

Dalam hal transfer ilmu pengetahuan Johnston menjelaskan telah banyak kerjasama yang diusung perusahaan asal Australia, misalnya pembinaan peternak susu di daerah penghasil susu di Jatim.

Data Badan Penanaman Modal (BPM) Jatim mencatat selama dalam 40 tahun terakhir, nilai investasi Australia di Jatim sebesar US$894 miliar pada 66 proyek. Dengan pertumbuhan ekonomi daerah yang di atas pertumbuhan ekonomi nasional, negara itu menyebut berkomitmen mendorong perusahaan asal Australia untuk terus mengekspansi bisnisnya di Jatim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini