HARI BATIK NASIONAL : Usai G30S PKI, Muncul Batik Motif Sarwo Edhie

Bisnis.com,02 Okt 2017, 10:55 WIB
Penulis: JIBI
Ilustrasi - Perajin menyelesaikan pembuatan batik cap di Desa Parakanyasag, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (12/9)./ANTARA-Adeng Bustomi

Bisnis.com, SOLO - Pascatragedi 1965, sempat muncul karya batik motif Sarwo Edhie di Kota Solo, Jawa Tengah. Bahkan, motif tersebut sangat populer di kota yang dikenal sebagai penghasil batik halus sejak sebelum era kemerdekaan itu.

"Motif ini (Sarwo Edhie) berkembang di beberapa sentra batik," kata pemilik Batik Putra Laweyan, Gunawan Muhammad Nizar, Senin (2/10/2017).

Sarwo Edhie yang dimaksud merujuk pada panglima RPKAD pada 1965 yang menumpas pemberontakan Gerakan 30 September pada 1965.

Gunawan tidak tahu pasti siapa yang memunculkan motif itu pertama kali. Namun, motif batik Sarwo Edhie berkembang di beberapa kampung yang menjadi pusat perajin batik, seperti Laweyan, Sriwedari serta Kauman.

Motif Sarwo Edhie sebenarnya tidak jauh berbeda dengan batik motif Parang. Bedanya hanya di bagian ukuran.

"Ukuran parangnya berurutan dari kecil menjadi besar," katanya.

Menurut Gunawan, motif itu menunjukkan kehidupan Sarwo Edhie Wibowo yang meniti karir militer sejak dari bawah.

Kemunculan motif itu tidak lepas dari kekaguman para perajin batik terhadap Sarwo Edhie saat melakukan penumpasan terhadap gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Banyak di antara perajin batik yang berasal dari kalangan santri yang saat itu bermusuhan dengan PKI," katanya.

Namun, lambat laun motif batik itu menghilang, tergerus oleh motif-motif baru yang terus bermunculan.

"Sepertinya sudah tidak ada lagi yang memproduksi motif tersebut," kata Gunawan.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini