Rumah dan Desanya Terus Diserang, Gelombang Pengungsi Rohingya Bertambah

Bisnis.com,02 Okt 2017, 07:35 WIB
Penulis: Newswire
Anak pengungsi Rohingya memikul barang bawaannya, di Bangladesh, Selasa (19/9)./Reuters-Danish Siddiqui

Kabar24.com, JAKARTA - Para pengungsi warga etnis Rohingya berkumpul di tepi pantai di pesisir barat Myanmar, yang berbatasan langsung dengan laut.

Media pemerintah, Global New Light of Myanmar, melaporkan ada sekitar 2.000 warga etnis Rohingya yang berkumpul di sini setelah berjalan dari desa-desa mereka di negara bagian Rakhine dan sebagian berasal dari daerah Buthidaung.

Menurut perkiraan sementara, ada sekitar 500 ribu warga Rohingya yang telah mengungsi dan menyelamatkan diri di daerah Bazar Cox di Bangladesh, yang bertetangga dengan Myanmar.

Sekitar seratus orang meninggal saat perahu yang ditumpanginya terbalik di Sungai Naf, yang memisahkan Myanmar dan Bangladesh. Warga melarikan diri karena tentara Myanmar dan milisi Buddha menyerang dan membakar rumah dan desa mereka.

“Mulai Selasa kemarin, warga mulai meninggalkan tempat tinggalnya karena mereka merasa tidak aman,” tulis Global New. Para pejabat lokal berusaha meyakinkan bahwa kondisi telah aman. Tapi warga tidak percaya dan tetap ingin pindah ke Bangladesh.

Tim kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan, warga Rohingya yang belum mengungsi kondisinya semakin terisolasi di desa-desanya. Ini karena bantuan pemerintah dan dunia internasional belum memasuki kawasan ini.

Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop meminta ada solusi politik untuk mengatasi krisis kemanusiaan Rohingya ini.

“Kami sangat terganggu dengan apa yang terjadi di negara bagian Rakhine,” kata Bishop kepada ABC TV. Australia bekerja sama dengan Indonesia menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andhika Anggoro Wening
Terkini