Inflasi DKI Jakarta Lebih Rendah Dibanding Nasional

Bisnis.com,02 Okt 2017, 17:49 WIB
Penulis: Feni Freycinetia Fitriani
Cabai merah/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - DKI Jakarta mencatatkan inflasi  0,05% pada September 2017.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Thoman Pardosi mengatakan realisasi tersebut menyebabkan laju inflasi 2017 mencapai 2, 91% dan laju inflasi tahunan (yoy) 3,69%.

"Inflasi  0, 05% sepanjang September. Realisasi ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional 0,13%," katanya, Senin (2/9/2019).

Thoman menuturkan tujuh kelompok pengeluaran yang diteliti, tiga terbesar yang mengalami inflasi adalah kelompok sandang 0,52%; kelompok makanan jadi, minuman, rokkk & tembakau 0,36%; serta kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,30%.

Dari 461 komoditas yang didata BPS DKI, kelompok yang memberikan sumbangan inflasi di atas 0,02% di antaranya komoditas upah pembantu RT (0,0514%); emas perhiasan (0,0368%); dan nasi dengan lauk (0,0273%).

"Selain lebih rendah dari nasional, realisasi kali ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni 0,18%," ungkapnya.

Dari 82 kota yang diteliti 50 kota mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kota Tual 1,59% dan kota yang mengalami inflasi terendah adalah Kota Depok dan Kota Mamuju 0,01%. Sementara deflasi tertinggi adalah Kota Manado 1,04% dan deflasi terendah adalah Kota Tembilahan 0,01%.

Jika dibandingkan dengan inflasi daerah satelit yang berada di sekitar DKI, Kota Bogor (0,59%), Kota Tangerang (0,32%), Kota Bekasi (0,26%), dan Kota Depok (0,01%). "DKI Jakarta menempati urutan 45 dari seluruh kota yang mengalami inflasi," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini