Bisnis.com, JAKARTA—PT Astra Sedaya Finance telah memulai proses penawaran awal atau bookbuilding obligasi senilai Rp1,8 triliun yang akan terbit awal November 2017 nanti untuk mendukung modal kerja perseroan.
Jodjana Jody, Direktur Utama Astra Sedaya Finance, mengatakan perseroan memutuskan untuk menuntaskan tahun ini Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) III perseroan dengan total penggalangan dana Rp10 triliun.
Penerbitan kali ini merupakan tahap keempat sekaligus tahap terakhir dari PUB III tersebut untuk menghabiskan sisa penawaran, sehingga tahun depan perseroan bisa mulai membuka PUB baru sebagai PUB IV.
Perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan kendaraan bermotor ini memutuskan untuk menuntaskan penerbitan PUB III pada tahun ini agar bisa secapat mungkin memanfaatkan momentum imbal hasil murah di pasar.
“Saya selalu compare antara bank dengan bond. Bank itu meskipun BI rate sudah turun, tetapi kredit corporate turunnya tidak drastis. Bond ini masih merupakan instrumen yang menarik. Kita coba berbagai range dan dapat kupon yang luar biasa bagus. Tidak ada bank loan yang mendekati ini,” katanya melalui sambungan telepon, Rabu (4/10/2017).
Berdasarkan publikasi Indo Premier Sekuritas, obligasi tersebut diterbitkan dalam tiga seri. Seri A bertenor 370 hari dengan indikasi kupon 5,9%-6,4%; Seri B tenor 3 tahun dengan indikasi kupon 7%-7,5%; dan Seri C tenor 5 tahun dengan indikasi kupon 7,25%-7,75%.
Sebagai gambaran, rentang suku bunga dasar kredit korporasi perbankan saat ini kebanyakan berkisar antara 9%-12%. Sebagian besar perbankan masih belum menyesuaikan suku bunga dasar kreditnya setelah pemerintah memangkas BI rate bulan lalu.
Obligasi ini akan diterbitkan dengan harga penawaran 100% dari nilai nominal obligasi, atau tidak terdiskon. Obligasi yang mengantongi peringkat idAAA dari Pefindo ini akan dijamin dengan piutang perseroan senilai 50% dari pokok obligasi.
Bookbuilding telah dimulai sejak 28 September 2017 hingga 11 Oktober 2017, sementara masa penawaran umum akan berlangsung pada 26-27 Oktober 2017. Penjatahan akan dilakukan pada 31 Oktober 2017, pembayaran dari investor pada 1 November 2017, distribusi pada 2 November 2017, dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 3 November 2017.
Jody mengatakan, pada bulan ini perseroan memiliki utang jatuh tempo bulan ini sekitar Rp2,3 triliun. Menurutnya, perseroan tidak memiliki kesulitan untuk melunasi utang tersebut, mengingat arus masuk dari aktivitas pengumpulan dana bulanan perseroan sekitar Rp2,5 triliun.
“Saya butuh ini [dana hasil penerbitan obligasi] pure untuk modal kerja, bukan untuk refinancing. Kita tidak pernah refinancing,” katanya.
Jody optimistis minat investor terhadap obligasi perseroan akan tinggi lantaran para pemegang obligasi perseroan yang jatuh tempo biasanya akan kembali membeli obligasi perseroan. Apalagi, obligasi perseroan memperoleh peringkat idAAA dari Pefindo yang menjanjikan potensi resiko yang lebih rendah.
Lagi pula, saham perseroan sepenuhnya dimiliki oleh PT Astra International Tbk. yang merupakan grup konglomerasi dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia. Perseroan juga merupakan bagian integral dari Astra Automotive Value Chain dan memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di industrinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel