Persaingan Dengan Taksi Online, Ini Kata Bos Blue Bird

Bisnis.com,04 Okt 2017, 19:26 WIB
Penulis: Abdul Rahman
Deretan Taksi Blue Bird. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kehadiran taksi online membuat pangsa pasar taksi reguler tergerus. Salah satu yang paling terkena dampaknya adalah PT Blue Bird Tbk.

Meskipun demikian, manajemen perusahaan transportasi berlogo burung biru ini tetap optimistis menghadapi persaingan.

Direktur Blue Bird Adrianto Djokosoetono kepada Bisnis mengatakan, taksi online diminati karena tarifnya yang murah. Namun, tarif murah tersebut lantaran ada subsidi dan perang tarif antar penyedia jasa.

"Taksi aplikasi murah karena subsidi. Itu yang perlu diketahui. Tapi sampai seberapa lama mereka akan perang tarif. Ini ibarat mereka yang berperang kami yang kena dampaknya," katanya di Jakarta, Rabu (4/10/2017).

Selain itu, dia menerangkan, taksi online bisa murah karena bisa menghilangkan biaya operasional seperti pool dan perawatan kendaraan. Namun, hal tersebut justru merugikan para supir. "Jadi cost itu tidak hilang, tapi pindah ke supir. Mereka yang tanggung perawatan dan lain-lain. Risiko juga pindah ke mereka," paparnya.

Begitu pula dengan cicilan kendaraan yang ditanggung oleh supir sendiri. Padahal, bunga cicilannya lebih tinggi ketimbang bunga yang dikenakan bank kepada perusahaan taksi reguler semisal Blue Bird.

Perseroan berkode emiten BIRD ini lebih memilih fokus pada pelayanan seperti meningkatkan kenyamanan konsumen. Strategi ini diyakini bakal membuat masyarakat tetap memilih Blue Bird.

Meskipun demikian, BIRD tidak menutup pintu perihal kolaborasi dengan penyedia jasa aplikasi. Contohnya, beberapa waktu lalu mereka menjalin kerja sama dengan PT Gojek Indonesia dalam hal pemesanan kendaraan.

Lewat aplikasi Gojek konsumen bisa memesan taksi Blue Bird. Blue Bird sendiri juga punya aplikasi pemesanan serupa bernama My Blue Bird. Aplikasi ini sudah ada sejak 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini