Sabang Diusulkan Jadi Percontohan Sato-umi

Bisnis.com,05 Okt 2017, 17:33 WIB
Penulis: Annisa Margrit
Pulau Sabang./.Youtube

Bisnis.com, JAKARTA-- Sabang diusulkan menjadi lokasi percontohan pengembangan konsep satoumi di Indonesia, sebagai bagian dari upaya menjadikan daerah tersebut sebagai destinasi wisata bahari internasional.

Satoumi adalah konsep di mana manusia dan lingkungan pesisir saling berinteraksi dalam waktu lama, sehingga mampu menghasilkan kekayaan alam yang besar dan meningkatkan produktivitas budidaya yang besar. Jika konsep yang berasal dari Jepang ini mampu diterapkan di Sabang, maka diharapkan dapat menopang perkembangan wisata di wilayah tersebut.

Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek, dan Budaya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Safri Burhanuddin mengatakan Sabang diusulkan sebagai salah satu lokasi penerapan satoumi di Indonesia.

"Sabang sebagai gerbang masuk di barat menjadi hub bagi pariwisata internasional. Kondisi bawah air Sabang sangat bagus, pantainya cantik, dan resor terus bertumbuh," ujar dia dalam pembukaan National Seminar on Science Technology for Sabang Marine Tourism Development and the 4th International Workshop on Sato-umi, Kamis (5/10/2017).

Jika ditambah dengan adanya budi daya perikanan yang dikelola dengan baik, maka lokasinya dapat menambah daya tarik bagi wisatawan yang datang. Namun, kawasan itu diakui masih membutuhkan banyak pengembangan termasuk dalam hal infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM).

Selain Sabang, pemerintah akan menerima masukan dari stakeholder termasuk peneliti dari Indonesia dan Jepang mengenai daerah mana saja yang layak dikembangkan.

Emeritus of Kyushu University Tetsuo Yanagi menerangkan wilayah pengembangan sato-umi bisa mencakup berbagai kegiatan seperti ecotourism, kawasan budi daya hasil laut, daerah konservasi, dan area edukasi bagi masyarakat. Budi daya yang dilakukan dapat berupa mutiara, teripang, ikan, abalone ataupun rumput laut.

"Penerapan konsep sato-umi sudah berkembang di seluruh Jepang," ucap dia.

Pada 2010, terdapat 122 lokasi pengembangan satoumi di Negeri Sakura. Jumlahnya bertambah menjadi 216 lokasi pada 2017 karena penerapannya diklaim mampu meningkatkan produktivitas hasil bu didaya dan kesejahteraan masyarakat sekitar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini