Pasca Libur Panjang, Shanghai Composite Sentuh Level Tertinggi 21 Bulan

Bisnis.com,09 Okt 2017, 15:20 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Tren Pergerakan Indeks Hang Seng dan Indeks Entreprise China saat penutupan pasar di Bursa di Hong Kong, Rabu (8/7/2015). /Reuters.

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham China menyentuh level tertinggi dalam 21 bulan terakhir pada Senin, (9/10/2017), hari perdagangan pertama setelah libur panjang pekan lalu, didorong oleh rencana pemangkasan rasio persyaratan cadangan bank dan kinerja pasar saham global yang cemerlang pekan lalu.

Indeks Shanghai Composite ditutup menguat 0,76% atau 25,43 poin ke level 3.374,38, sedangkan indeks CSI 300 ditutup melonjak 1,19% atau 45,71 poin ke level 3.882,21 setelah sempat naik hingga 2,1%.

Menjelang akhir perdagangan, penguatan kedua indeks sempat menipis karena aksi profit taking di tengah keraguan investor bahwa penguatan yang solid pada emiten finansial dapat bertahan lama.

Seluruh sektor menguat, dipimpin oleh sektor finansial dan real estat karena investor merespons pemotongan suku bunga acuan yang ditargetkan oleh bank sentral, yang mulai berlaku tahun depan, untuk mendorong pemberian pinjaman ke perusahaan kecil.

Indeks perbankan sempat melonjak sebanyak 4,1% namun berakhir menguat hanya 1%. Indeks properti juga naik 1%.

Dilansir Reuters, bank sentral China mengatakan penurunan rasio persyaratan pencadangan (RRR) yang ditargetkan tidak akan mengubah arah umum kebijakan moneter yang berhati-hati.

Sebagian besar analis sepakat bahwa hal tersebut tidak mewakili pelonggaran kebijakan, namun investor masih mengharapkan tambahan likuiditas yang akan menjadi kabar baik bagi saham dan mungkin aset lainnya seperti real estat.

Euforia investor yang terpendam setelah libur panjang hanya sedikit terpengaruh oleh survei swasta yang mengecewakan di sektor jasa China pada bulan September.

Di sisi lain, optimism investor juga terangkat oleh data rata-rata penjualan harian peritel yang meningkat 10,3% selama liburan Hari Nasional delapan hari pekan lalu.

Investor mengabaikan survei stasta yang menunjukkan aktivitas bisnis di sektor jasa China tumbuh paling lambat dalam 21 bulan terakhir pada September seiring lesunya laju bisnis baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini