Mercedes-Benz Fokus Pengembangan Hibrida

Bisnis.com,10 Okt 2017, 11:00 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi
Mobil listrik konsep Mercedes Benz /Mercedes-Benz.com

Bisnis.com, JAKARTA – Daimler AG bergerak dengan kecepatan penuh dalam hal pengembangan kendaraan ramah lingkungan karena perusahaan telah menegaskan untuk meluncurkan lebih dari sepuluh model mobil listrik (EV) pada 2022.

Pembuat mobil asal Jerman tersebut menginvestasikan lebih dari US$11,7 miliar ke dalam proyek pengembangan mobil listrik dan memiliki rencana untuk menawarkan setidaknya satu versi elektrifikasi dari setiap model yang mereka buat. Akibatnya, Daimler berencana untuk memiliki setidaknya 50 kendaraan listrik nantinya.

Terlepas dari semakin pentingnya kendaraan listrik, board of director riset dan pengembangan Daimler Ola Källenius mengatakan bahwa perusahaan tersebut menggunakan pendekatan yang berfokus pada mesin pembakaran berteknologi tinggi yang sangat efisien, hibridisasi sistematik, dan baterai.

Secara khusus, Daimler mengatakan hibrida plug-in adalah yang terbaik untuk masa transformasi, karena dapat mengandalkan listrik di kota dan mesin pembakaran pada perjalanan yang lebih jauh.

Mercedes mengatakan bahwa mereka hanya akan menawarkan hibrida plug-in pada C-Class dan di atasnya. Ini mungkin berarti model yang lebih kecil, seperti Kelas A dan CLA, hanya akan ditawarkan dengan penggerak hibrida tradisional.

Model EQ pertama, yang dijuluki EQC, akan diluncurkan pada paruh pertama 2019. Ini akan diikuti oleh beberapa model listrik lainnya termasuk versi EV dari Sprinter dan Vito.

Agar bisa bersiap untuk memproduksi massal kendaraan listrik, Daimler membangun sejumlah pabrik baterai yang diharapkan mampu memproduksi hingga satu juta unit baterai setiap tahunnya. Perusahaan awalnya akan fokus pada baterai lithium-ion tapi Källenius mengatakan kemungkinan lain.

"Lompatan yang lebih besar masih dimungkinkan dengan peluncuran teknologi pasca-litium-ion, misalnya baterai lithium-sulfur atau solid-state, namun dari sudut pandang hari ini belum,” katanya, seperti dikutip dari Carscoops, Selasa (10/9/2017).

Källenius melanjutkan bahwa mesin pembakaran konvensional mungkin akan tetap eksis dalam waktu yang lama dan mesin diesel masih penting, sehingga akan dikembangkan lebih lanjut di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini