Bisnis.com, JAKARTA— Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia atau Perbarindo mengakui bakal terjadi persaingan semakin ketat dengan bank umum apabila suku bunga KUR diturunkan menjadi 7%.
Namun pihaknya enggan melihat hal ini sebagai ancaman melainkan peluang.
Ketua Umum Perbarindo Joko Suyanto menyatakan, peluang yang dimaksud semisal melalui upaya memaksimalkan program linkage antara BPR dengan bank umum dalam penyaluran kredit pada tataran mikro dan kecil.
Selain itu, persaingan juga mau atau tidak akan mendorong perbaikan efisiensi BPR.
“KUR juga belum jangkau se-Indonesia kan. Yang pasti, BPR bisa menjalin linkage dengan bank umum dalam penyaluran KUR sehingga tidak langsung head to head. Melainkan simbiosis mutualisme dengan bank-bank penyalur KUR,” ucapnya kepada Bisnis, Senin (10/10/2017).
Joko menyatakan, produk apapun yang beredar di pasar termasuk KUR pasti mempengaruhi peta persaingan industri perbankan.
Namun persaingan ini bukan begitu saja menjadi hal negatif pasalnya kompetisi akan menghasilkan efisiensi.
Kendati pamor KUR berpeluang semakin menanjak ke depan tetapi Perbarindo meyakini para bank-bank perkreditan rakyat takkan kehilangan pasar.
“Kami sendiri akan semakin kompetitif dengan melakukan efisiensi,” ucap Joko.
Efisiensi akan ditempuh para BPR dengan menempuh cara-cara yang dapat meningkatkan sumber dana murah, seperti tabungan.
Selain itu juga menaikkan tingkat pelayanan perbankan salah satunya ditempuh dengan mempercanggih layanan IT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel