Dolar AS Kembali Tertekan, Rupiah Ditutup Menguat

Bisnis.com,10 Okt 2017, 23:08 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Ilustrasi/JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berakhir menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (10/10/2017), menyusul pelemahan indeks dolar AS.

Rupiah ditutup menguat 0,04% atau 6 poin di Rp13.518 per dolar AS, setelah dibuka dengan kenaikan 0,1% atau 14 poin di Rp13.504 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.480 – Rp13.519 per dolar AS. Adapun pada perdagangan kemarin, Senin (9/10/2017), rupiah ditutup menguat 0,01% ke Rp13.518 per dolar AS.

Penguatan rupiah berlangsung di saat mayoritas mata uang di Asia juga berada pada zona hijau, dipimpin renminbi China yang naik 0,60%, disusul won Korea Selatan yang menguat 0,59%.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah 0,38% atau 0,355 poin ke 93,320 pada pukul 16.56 WIB.

Indeks dolar AS melemah di tengah kekhawatiran seputar kelanjutan rencana reformasi pajak AS setelah Presiden Donald Trump dikabarkan berselisih dengan sesama rekannya dari Partai Republik.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan kenaikan 0,06% atau 0,057 poin di level 93,732, setelah pada perdagangan Senin (9/10) berakhir melemah 0,13% di posisi 93,675.

Dilansir Reuters, beberapa hari setelah pihak Kongres yang dikendalikan kubu Republik mengambil langkah penting untuk memajukan undang-undang perpajakan, Trump mengeluarkan komentar sengit dalam akun Twitternya terhadap Senator Bob Corker akhir pekan lalu.

Komentar tersebut mengancam semakin menjauhkan Trump dari anggota Partai Republik penting lainnya, seperti Senator John McCain.

Keputusan McCain untuk memberi suara ‘Tidak’ diketahui menentukan kegagalan rencana kubu Republik dalam hal pencabutan Obamacare pada bulan Juli.

Meski dikenal sebagai seorang spesialis kebijakan luar negeri, Corker juga merupakan pemain kunci dalam debat perpajakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini