Rusuh Kemendagri: Tjahjo Kumolo Minta Dalang Kerusuhan Dicari

Bisnis.com,12 Okt 2017, 20:32 WIB
Penulis: Arys Aditya
Tjahjo Kumolo/Antara-M. Agung Rajasa

Kabar24.com, JAKARTA — Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta agar Direktorat Jenderal  Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri membongkar siapa pihak yang mendalangi aksi anarkistis di Kemendagri pada Rabu (11/10/2017).

"Dirjen Polpum [Soedarmo] harus mencari akar masalahnya, siapa yang bermain, siapa yang mendanai mereka," kata Tjahjo dalam pesan singkat, Kamis (12/10/2017).

Kasus yang terjadi kemarin, tambahnya, sangat mengecewakan dan seolah menampar wajahnya selaku menteri. Padahal, tuturnya, perwakilan massa yang berasal dari Kabupaten Tolikara ini sudah dua kali diterima Mendagri.

"Mereka sudah kita terima baik-baik, bahkan saya terima secara resmi di ruangan kerja bersama eselon I dan II terkait di Kemendagri," ujar Tjahjo.

Tjahjo menjelaskan, dirinya dan Kemendagri telah berkali-kali memberikan pemaparan kepada para perwakilan Tolikara ini. Namun, katanya, mereka malah berbuat brutal dan anarkis.

"Saya sudah jelaskan, Mendagri tidak bisa mengubah putusan MK dan tak bisa menarik SK lalu mengubahnya untuk menetapkan pasangan calon yang kalah. Namun mereka berpegang kalau ini bisa dilakukan," kata Mendagri.

Menurut Tjahjo, ada indikasi masalah ini akan bermuara di Pilgub Papua pada 2018. Karena itu, dia yakin ada pihak yang menggerakan aksi tersebut.

"Ini simpatisan suruhan pasti di belakangnya ada yang bermain dan pasti akan terungkap. Saya pernah ke Tolikara, di sana orangnya baik-baik tidak seperti yang datang melakukan tindakan anarkis kemarin," ujar dia.

Mendagri mendorong agar kasus ini diselesaikan secara hukum. Sebab, ini menyangkut harga diri dan nama baik instansi Kemendagri. Padahal, selama ini, pihak Kemendagri, termasuk dirinya selaku menteri, sudah beritikad baik menerima dan mendengar aspirasi mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Stefanus Arief Setiaji
Terkini