TRANS SUMATRA, Hutama Karya Cari Pinjaman Rp8 Triliun

Bisnis.com,16 Okt 2017, 08:30 WIB
Penulis: Deandra Syarizka

Bisnis.com, JAKARTA—PT Hutama Karya (Persero) tengah mencari kebutuhan pinjaman senilai Rp8 triliun untuk memenuhi kebutuhan pendanaan tol Bakauheni-Terbanggi Besar senilai Rp16 triliun.

Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) I Gusti Ngurah Putra menyatakan, sejauh ini perseroan masih memiliki cukup ekuitas untuk melakukan konstruksi. Ekuitas tersebut berasal dari sekuritisasi tol JORR S senila Rp6,5 triliun dan dana hasil PMN selama dua tahun terakhir.

“Sekarang financial close lagi diinisiasi oleh SMI [Sarana Multi Infrastruktur], tetapi konstruksi tidak ada masalah karena kita punya duit outstanding Rp8T untuk membayar konstruksi,” ujarnya, baru-baru ini.

Dia menjelaskan, dana konstruksi salah satunya berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar total Rp5,6 triliun yang diperoleh pada 2015 dan 2016. Dana PMN itu, ujarnya, digunakan untuk konstruksi Palembang-Indralaya sebesar Rp2 triliun, Medan-Binjai sebesar Rp1 triliun, dan sisanya sebesar Rp2,6 triliun digunakan untuk Bakauheuni-Terbanggi Besar.

Dia mengakui, proses pendanaan tol tersebut lebih lama ketimbang dua ruas prioritas sebelumnya yaitu Palembang-Indralaya dan Medan Binjai. Menurutnya, hal tersebut dipengaruhi oleh panjangnya ruas tol Bakauheuni-Terbanggi Besar 140 kilometer dan besarnya investasi yang dibutuhkan.

“Uang besar kan butuh waktu, tidak seperti membalikkan tangan. Banyak analisanya dari sisi keuangan, tapi saya yakin akhir tahun ini sudah bisa,” ujarnya.

Putra menyatakan, progres konstruksi tol tersebut telah mencapai 40%, di mana pembebasan lahan terus berjalan dengan memanfaatkan dana talangan lahan. Sejauh ini, HK telah mengucurkan total Rp4 triliun untuk dana talangan lahan, di mana telah dikembalikan Rp1 triliun.

Dia menambahkan, setelah mengoperasikan tol Palembang-Indralaya dan Medan-Binjai, pihaknya juga tengah menyiapkan pengoperasian tol Bakauheuni-Terbanggu Besar Seksi I Sidomulyo-Pelabuhan Bakauheuni sepanjang 7 kilometer, yang ditargetkan rampungnya pada Desember 2017.

Direktur Pembiayaan dan Investasi PT Sarana Multi Infrastruktur Edwin Syahruzad menyatakan, pihaknya tengah mengupayakan financial closing ruas tersebut, dan menjajaki pinjaman dengan sejumlah perbankan.

“Belum financial closing, lagi nguber sindikasi BCA, Mandiri, BNI, BRI,” ujarnya.

Seperti diketahui, SMI menjadi katalis pembiayaan untuk Trans Sumatera. Sebelumnya, BUMN bentukan Kementerian Keuangan itu telah memberikan pinjaman Rp481 miliar untuk ruas Medan-Binjai dan Rp1,24 triliun untuk Palembang-Indralaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini