Minyak WTI Tembus Level 52, Harga Karet Rebound

Bisnis.com,18 Okt 2017, 14:55 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Petani mengumpulkan getah karet seusai dipanen di Nagari Muaro Bodi, Sijunjung, Sumatra Barat, Minggu (12/3)./Antara-Iggoy el Fitra

Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet sukses mempertahankan reboundnya hingga akhir perdagangan hari ini, Rabu (18/10/2017), didorong optimisme ekonomi global dan reli minyak mentah.

Harga karet untuk pengiriman Maret 2018, kontrak teraktif di Tokyo Commodity Exchange (Tocom), ditutup menguat 0,20% atau 0,40 poin di level 196 yen per kilogram (kg).

Sebelumnya harga karet dibuka dengan rebound 0,10% atau 0,20 poin di level 195,80 setelah pada perdagangan Selasa (17/10) berakhir anjlok 2,69% di level 195,60.

Menurut Naohiro Niimura, mitra perusahaan riset Market Risk Advisory, rebound harga karet didorong oleh optimisme pasar mengenai ekonomi global.

“Pasar optimistik tentang ekonomi global setelah kuatnya data dari China dan Amerika Serikat (AS) dalam beberapa pekan terakhir,” ujar Niimura, seperti dikutip dari Bloomberg.

Ekspor China dilaporkan tetap kuat seiring dengan peningkatan impor yang mengisyaratkan penguatan. Adapun produksi manufaktur AS naik saat dampak dari terjangan badai mereda.

Dilanjutkan oleh Niimura, kenaikan harga minyak mentah juga menambah dorongan terhadap karet. Harga minyak WTI pengiriman November terpantau lanjut menguat 0,52% atau 0,27 poin ke US$52,15 per barel pada pukul 14.45 WIB.

Turut menopang karet, nilai tukar yen terpantau lanjut melemah 0,19% atau 0,21 poin ke posisi 112,41 per dolar AS pada pukul 14.28 WIB, setelah pada Selasa (17/10) berakhir terdepresiasi 0,01% di posisi 112,20.

 

Pergerakan Harga Karet Kontrak Maret 2018 di TOCOM

Tanggal

Harga (Yen/Kg)

Perubahan

18/10/2017

196,00

+0,20%

17/10/2017

195,60

-2,69%

16/10/2017

201,00

-0,35%

13/10/2017

201,70

+2,28%

12/10/2017

197,20

-2,23%

Sumber: Bloomberg

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini