Naturalisasi Pemain Timnas Bakal Dilarang? FIFA Bakal Rombak Aturan

Bisnis.com,20 Okt 2017, 11:21 WIB
Penulis: Martin Sihombing
Pemain Indonesia yang dinaturalisasi, Bio Paulin Pierre, mengontrol bola saat menang 2-1 atas Myanmar dalam laga uji coba/LigaIndonesia.co.id

Bisnis.com, ZURICH  - FIFA mempertimbangkan perombakan peraturan yang mengatur kelayakan pemain untuk tim nasional, termasuk  proposal yang memungkinkan mereka untuk beralih kesetiaan dalam keadaan tertentu.

Victor Montagliani, kepala   FIFA's stakeholders' committee, mengatakan ada beberapa masalah mengenai peraturan tersebut, yang bertujuan mencegah pemain beralih  tim nasional atau mewakili negara yang tidak memiliki hubungan dengan mereka.

"Ada begitu banyak masalah yang  muncul selama bertahun-tahun karena dunia berubah, imigrasi berubah," kata orang Kanada, Presiden Federasi North, Central America and Caribbean (CONCACAF).

"Ada isu kebangsaan yang muncul di seluruh dunia, di Afrika, ada isu di Asia dan CONCACAF,  jadi saat yang tepat untuk melihat ini dan melihat apakah ada solusi, tanpa menyakiti integritas pemain."

Saat ini, pemain yang telah memainkan pertandingan di kompetisi internasional untuk satu tim tidak dapat beralih ke tim nasional lain bahkan ketika mereka memegang kewarganegaraan ganda.

The Cape Verde football federation telah mengusulkan peninjauan peraturan ini  dalam kasus di mana pemain hanya bermain satu atau dua pertandingan untuk tim nasional aslinya, tetapi tidak memiliki kesempatan yang realistis untuk dipanggil [saat dia pindah ke timnas negara lain].  Padahal, pemain  diperbolehkan mewakili sebuah negara yang tidak memiliki hubungan darah jika mereka tinggal dan bermain di sana selama lima tahun, tetapi Montagliani mengatakan  panitia akan melihat perubahan periode itu dan mungkin meningkatkannya.

Badan pengatur sepak bola dunia juga bisa melihat skema kompensasi dalam kasus di mana seorang pemain melewati sistem pelatihan di satu negara dan mewakilinya tingkat pemuda sebelum beralih ke negara lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini