JAKARTA—Populasi kantor cabang perbankan ke depan diproyeksikan bakal stagnan atau bahkan menyusut seiring dengan pergeseran gaya hidup masyarakat ke arah digital.
Saat ini, kalangan perbankan terus merenovasi cabang-cabang konvensional yang sudah eksis menjadi digital branch alias kantor cabang digital. Soal transformasi cabang konvensional menjadi digital ini agaknya dimotori bank-bank umum swasta ketimbang pelat merah.
Direktur Distribusi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Hery Gunardi membenarkan bahwa kelak jumlah kantor cabang akan stagnan bahkan cenderung berkurang. Hal ini merupakan bentuk penyesuaian diri dari bank terhadap perubahan perilaku nasabah yang dominan mengakses layanan bank secara daring.
“Ke depan jumlah kantor cabang akan flat atau cenderung berkurang, mengingat sebagian besar transaksi nasabah pindah ke channel elektronik [seperti internet banking],” ucapnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (22/10/2017).
Hery mencontohkan bahwa sekarang ini di Mandiri sendiri lebih dari 90% transaksi sudah melalui channel elektronik, seperti Mandiri Online. Caranya jelas jauh lebih mudah karena banyak transaksi dapat diselesaikan dengan menggunakan ponsel saja.
Kendati demikian, diakuinya pula bahwa transaksi melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sejatinya tetap mendominasi. Tapi yang patut dicermati adalah secara bertahap jumlah transaksi melalui channel elektronik Mandiri Online semakin bertambah.
“Walalupun sudah 90% transaksi melalui channel elektroni, tetapi saya kira tidak akan mencapai 100%. Transaksi yang sifatnya advisory, nonsimple transaksi tetap butuh nasabah datang ke bank. Kalau channel elektronik umumnya untuk tarik, setor, transfer, payment, dan cek saldo,” tutur Hery.
Sebelum lebih lanjut membahas soal digitalisasi layanan bank, kita cermati dulu perubahan kebutuhan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi. Kini dari populasi 259,1 juta jiwa, pengguna internetnya tercatat mencapai 326,2 juta koneksi telepon seluler.
Adapun jumlah masyarkat yang aktif menggunakan internet mencapai 88,1 juta orang. Mengerucut lagi, masyarakat pengguna internet yang aktif menggunakan media sosial 79 juta orang. Dengan kata lain, kini kehidupan konvensional mulai beregenerasi menjadi digital life.
Sementara itu, perbankan sendiri juga bertransformasi mulai dari digital banking 1.0 alias e-banking lalu merambah multichannel integration atau digital bank 2.0. Kini kita berada pada tataran digital banking 3.0 atau omnichannel, selanjutnya adalah 4.0 internet of everything.
Bank menyadari pihaknya tidak bisa menghindarkan diri perubahan menuju gaya hidup digital ini. Bank Mandiri sendiri akan menerapkan digitalisasi layanan perbankan secara lebih advance.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel