Akuisisi FELDA Terhadap BWPT Diklaim Sebagai Investasi Asing Terbesar Ketiga Tahun Ini

Bisnis.com,23 Okt 2017, 15:32 WIB
Penulis: Maftuh Ihsan
Kelapa sawit./Bloomberg-Taylor Weidman

Bisnis.com, JAKARTA – Aksi FIC Properties Sdn Bhd (FICP), anak usaha Federal Land Development Authority (FELDA), yang telah mengakuisisi sebesar 37% saham PT Eagle High Plantation Tbk. (BWPT) pada April 2017, diklaim merupakan investasi asing langsung terbesar ketiga tahun ini.

Dato ‘Razali Ibrahim, Wakil Menteri Departemen Perdana Menteri Malaysia yang menangani FELDA, memuji efisiensi proses investasi di Indonesia pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Pasalnya, kurang dari empat bulan setelah Sale Purchase Agreement (SPA) ditandatangani pada 23 Desember 2016 silam, antara Rajawali Grup dan FICP telah mendapatkan persetujuan dari otoritas terkait kedua pemerintahan, baik Malaysia maupun Indonesia untuk memproses akuisisi sebesar US$505,4 juta.

“Singkatnya waktu untuk mendapatkan persetujuan yang diberikan menjadi sorotan bahwa Pemerintah Indonesia menghargai investasi asing dan benar-benar serius dalam memperbaiki kemudahan berinvestasi dan berbisnis di Indonesia,” kata Dato ‘Razali melalui keterangan resmi, Senin (24/10).

Yang tak kalah penting, lanjut Razali, pihaknya berharap kesepakatan tersebut akan lebih memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara, dan menjadi momentum untuk kemitraan yang lebih solid antara Indonesia dan Malaysia dalam mempelopori agenda yang lebih besar lagi, terutama untuk industri kelapa sawit melalui Dewan Negara-negara Penghasil Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries /CPOPC).

Tan Sri Shahrir Samad, Chairman FELDA, mengatakan aksi korporasi ini adalah investasi strategis bagi FELDA.

“Kami berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia karena kami percaya pada prospek ekonomi Indonesia di segala sektor, termasuk sektor perkebunan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Kami sangat menantikan efek sinergis investasi ini untuk membuahkan hasil,” ujarnya.

Managing Director Rajawali Grup, Satrio, memuji peningkatan efisiensi dan komitmen Pemerintah Indonesia dalam memangkas birokrasi dalam berinvestasi.

“Kami berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan kami merasa sangat beruntung karena investasi ini mendapat persetujuan dalam waktu yang singkat dari BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) dan Kementerian Pertanian,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Maftuh Ihsan
Terkini