DGIK dan MEDC Garap Fase Awal Tambang MDKA

Bisnis.com,23 Okt 2017, 16:31 WIB
Penulis: Lukas Hendra TM
Merdeka Copper Gold/saratoga-investama.com

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan patungan antara PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. dan Macmahon Holdings Limited bakal mengerjakan fase awal proyek tambang tembaga bawah tanah milik PT Merdeka Copper Gold Tbk. dengan perkiraan nilai kontrak sebesar US$9 juta.

General Manager Investor Relations and Communication Macmahon Holdings Limited Christian Sealey mengungkapkan bahwa perusahaan patungan (joint venture) antara Macmahon dengan PT Nusa Konstruksi Enjinering Tbk. telah ditunjuk untuk melakukan jasa awal penambangan bawah tanah di proyek prophyry Tujuh Bukit, Banyuwangi Jawa Timur.

Prophyry merupakan mineral yang terjadi akibat suatu intrusi yang bersifat intermedier-asam, yang kemudian terjadi kontak dengan batuan samping yang mengakibatkan terjadinya mineralisasi. Produk utama dari prophyry biasanya adalah tembaga (Cu) dan emas (Au).

Sealey mengungkapkan jasa awal tersebut seperti pengembangan terowongan penurunan untuk akses utama ke deposit bawah tanah. Dia mengungkapkan para pihak saat ini dalam diskusi mengenai kontrak jasa penambangan yang diharapkan memiliki nilai sekitar US$9 juta.

“Macmahon akan memberikan update lebih jauh ke pasar pada waktunya,” tulisnya dalam keterangan resmi pekan lalu.

Macmahon Holdings Limited merupakan emiten yang terdaftar di Bursa Australia dengan kode saham MAH. Anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) yakni PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) resmi menjadi pemegang saham mayoritas di Macmahon Holdings Limited dengan kepemilikan 44,3%.

AMNT memiliki saham itu melalui Amman Mineral Contractors Pte. Ltd. (AMC), perusahaan yang berbasis di Singapura, dengan kepemilikan sebanyak 65%, sedangkan 35% sisanya dimiliki oleh PT AP Investment.

Di sisi lain, dalam bahan paparan publik PT Nusa Konstruksi Enjinering Tbk., emiten berkode saham DGIK itu menunjukkan perseroan memiliki perusahaan patungan di sektor pertambangan dengan nama PT Macmahon Mining Service. Dalam perusahaan tersebut, porsi DGIK dan Macmahon masing-masing 50%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Maftuh Ihsan
Terkini