Bisnis.com, JAKARTA - Penempatan dana PT Bank BNI Syariah di sukuk atau surat berharga syariah negara ritel mengalami peningkatan yang sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan.
Plt Direktur Utama PT Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo menuturkan penempatan likuiditas di surat berharga syariah negara dipilih karena lebih bebas risiko.
"Posisi sukuk secara year on year per September 2017 meningkat sebesar 17,82% dan secara year to date tumbuh 12,21% dibandingkan akhir Desember 2016," katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Adapun, total pertumbuhan pembiayaan perseroan pada periode yang sama tumbuh sedikit lebih tinggi yakni sebesar 18,69% secara yoy dan tumbuh 18,31% secara ytd dibandingkan akhir tahun lalu.
Dilihat dari kontribusinya, portofolio sukuk terbesar di BNI Syariah sampai akhir kuartal III/2017 adalah sukuk permerintah. Porsinya mencapai 90,31% dari total sukuk yang dikoleksi anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. tersebut.
"Instrumen yang dipilih BNI Syariah adalah SBSN dan korporasi. Namun SBSN mendominasi karena relatif lebih mudah diperoleh, baik di secondary market maupun primary market mengingat BNI Syariah juga sebagai peserta lelang, serta bebas risiko selain supply terbatas untuk sukuk korporasi," ujarnya.
Sebagian besar pembiayaan tersebut disalurkan ke segmen konsumer, diikuti pembiayaan ke sektor ritel produktif atau UKM, komersial, mikro dan kartu pembiayaan syariah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel