Ekspor China ke Korut Naik, Sanksi Ekonomi Terhadap Rezim Kim Jong Un Buyar?

Bisnis.com,24 Okt 2017, 10:42 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor China ke Korea Utara melonjak 20,9% sepanjang tiga kuartal pertama tahun 2017 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan data Badan Bea Cukai China yang dilansir Reuters, negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Asia tersebut mengekspor senilai US$2,55 miliar ke Korea Utara mulai dari Januari hingga September 2017.

Adapun impor dari Korea Utara selama periode tersebut turun 16,7%, sehingga jumlah total data perdagangan hanya mengalami peningkatan 3,7%.

Di sisi lain, baik ekspor dan impor antara kedua negara turun pada bulan September dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Ekspor ke Korea Utara merosot dari US$315,97 juta menjadi US$266,35 juta, sedangkan impor dari Korea Utara turun menjadi US$145,82 juta dari US$288,29 juta.

Penurunan nilai perdagangan antara kedua negara terjadi setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan sanksi ekonomi lebih ketat terhadap rezim Kim Jong Un atas perkembangan program senjata nuklir berikut ancaman serangan terhadap sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS).

Bulan lalu, Beijing mengumumkan tekadnya untuk membatasi perdagangan dengan Pyongyang untuk beberapa item utama, termasuk produk tekstil, makanan laut, dan minyak bumi, sesuai dengan resolusi PBB.

Pemerintahan Presiden China Xi Jinping juga telah melarang kreditor negeri tirai bambu melakukan bisnis dengan klien-klien Korea Utara.

Meningkatnya tekanan yang terjadi di tengah perang retorika sengit antara pimpinan Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump telah memicu kekhawatiran akan aksi militer di Semenanjung Korea.

Pekan lalu, sebuah kapal induk bertenaga nuklir milik AS melakukan latihan militer dengan angkatan laut Korea Selatan yang bertujuan untuk menunjukkan kekuatan pertahanan Washington.

Dalam agenda kunjungannya ke Beijing bulan depan, Trump diperkirakan akan meminta Xi untuk melakukan lebih banyak tindakan untuk menahan Korea Utara.

Tetapi banyak komentator percaya bahwa China, yang memiliki pengaruh ekonomi besar terhadap Korut, pada dasarnya tidak mau mengganggu kestabilan negara tetangganya itu.

“Pengaruh material China yang luar biasa atas Korea Utara seperti pedang bermata dua. Memotong hal itu dapat menyebabkan keruntuhan negara dan sosial di Korea Utara,” papar sebuah riset US-Korea Institute di Johns Hopkins School of Advanced International Studies, seperti dikutip dari laman CNBC, Selasa (24/10/2017).

“Ini adalah hal terakhir yang diinginkan Beijing. Ini akan mengundang ketidakstabilan di perbatasan China, memicu krisis pengungsi, atau lebih buruk lagi,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini