LAPORAN DARI SYDNEY: Ini Jumlah Warga Negara Indonesia yang Membeli Hunian di Sydney

Bisnis.com,25 Okt 2017, 16:46 WIB
Penulis: Zufrizal
Chairperson & CEO Crown Group Iwan Sunito (tengah) mendengarkan penjelasan dari Director Global Capital Crown Group Prisca Edwards (kanan) di kantor pemasaran Crown Group di Sydney, Australia, Rabu (25/10/2017)./Zufrizal

Bisnis.com, SYDNEY — Pembeli properti di Sydney, Australia yang berasal dari warga negara Indonesia diperkirakan mencapai 20% dari total pembeli oleh warga negara asing.

Chairperson dan Group CEO Crown Group Iwan Sunito mengatakan bahwa berdasarkan pembelian produk properti yang ditawarkan perusahaannya, pembeli lokal masih mendominasi transaksi pembelian, sedangkan 30%—40% berasal dari mancanegara.

“Pembeli dari China masih yang paling besar. Pembeli dari Indonesia hanya sekitar 20% dari total pembeli asing,” ujarnya pada saat kunjungan sejumlah media Indonesia ke proyek-proyek yang sedang dan telah dibangun oleh Crown Group di Sydney, Rabu (25/7/2017).

Menurut Iwan, alasan pembelian properti oleh warga negara Indonesia sebagian besar untuk berinvestasi serta digunakan bagi anak-anak mereka yang menempuh pendidikan di Sydney dan sejumlah kota di Australia.

Dia menjelaskan bahwa imbal hasil atau yield dari produk properti di Australia saat ini berkisar 4% per tahun dan tergolong stabil, sedangkan tingkat kekosongan hanya 2%.

Crown Group merupakan pengembang asal Sydney, Australia yang banyak membangun produk properti berupa apartemen untuk kalangan menengah atas dengan harga per unit yang ditawarkan berkisar Aus$700.000—Aus$4,65 juta.

Kelompok usaha yang digawangi oleh dua pria asal Indonesia tersebut, yakni Iwan Sunito dan Paul Sathio itu juga membangun hotel dan pusat perbelanjaan.

Bahkan, di Indonesia mereka berencana membangun tiga proyek apartemen di tiga lokasi dengan investasi yang diperkirakan mencapai Rp10 triliun. Ketiga proyek itu akan dibangun di Jakarta.

Director Global Capital Crown Group Prisca Edwards menuturkan bahwa pendanaan proyek-proyek yang dibangun kelompok usaha itu sebagian besar berasal dari pinjaman perbankan.

“Komposisinya masih sekitar 70% [pinjaman bank], 30% [ekuitas,” tuturnya pada kesempatan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini