Rekomendasi Pasar SUN: Sentimen Penguatan Dolar Berlanjut

Bisnis.com,27 Okt 2017, 10:24 WIB
Penulis: Emanuel B. Caesario
SURAT UTANG NEGARA
Bisnis.com, JAKARTA--Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin,  Kamis (26/10/2017) kembali mengalami kenaikan didorong oleh pelaku pasar yang melakukan aksi ambil untung di tengah berlanjutnya tekanan  nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.

I Made Adi Saputra, analis obligasi MNC Sekuritas mengatakan bahwa kemarin rupiah kembali melemah dengan merespon pergerakan dolar Amerika yang terapresiasi dibandingkan dengan sentimen positif dari dalam negeri. Dolar Amerika menguat setelah berita hawkish mengenai kandidat pengganti Janet Yellen.
 
Kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 10 pts atau 0,07% ke level Rp13.587 setelah bergerak di kisaran Rp13.546 - Rp1363.
 
Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 10 bps. Imbal hasil SUN tenor pendek (1-4 tahun) naik berkisar antara 1 - 2 bps dengan harga turun hingga sebesar 5 bps.

Adapun secara teknikal, harga SUN dalam jangka pendek masih akan bergerak mengalami penurunan.

"Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga SUN masih akan bergerak dengan penurunan didorong oleh kenaikan imbal hasil US Treasury serta perlemahan nilai tukar rupiah di tengah belum adanya katalis positif untuk mengalami perubahan arah," ungkapnya dalam riset harian, Jumat (27/10/2017).

Sejumlah seri yang direkomendasi  hari ini yakni seri FR0069, FR0053, FR0070, FR0071, FR0073, FR0065, FR0068, dan FR0072.

Kemarin, yield US Treasury meningkatkan. Baik tenor 10 tahun maupun 30 tahun naik 0,028 bps menjadi 2,463% dan 2,972%. Sementara itu, Gilt 10 tahun turun 0,027 bps menjadi 1,381% dan Bund 10 tahun turun 0,063 bps menjadi 0,419%.

Volume SUN kemarin senilai Rp15,02 triliun dari 42 seri, nilai seri acuan sebesar Rp5,48 triliun. Volume Corp Bond senilai Rp1,13 triliun dari 55 seri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini