Oktober, Indeks Manufaktur Melambat

Bisnis.com,01 Nov 2017, 11:59 WIB
Penulis: N. Nuriman Jayabuana

Bisnis.com, JAKARTA—Aktivitas manufaktur di Indonesia relatif stagnan selama Oktober lalu.

Purchasing Manager’s Index Manufaktur Indonesia yang dirilis Nikkei memperlihatkan level 50,1 selama Oktober, atau lebih lambat dibanding September pada angka 50,4.

Indeks di atas 50 menunjukkan sektor manufaktur mengalami ekspansi, sementara angka di bawah itu menunjukkan industri sedang terkontraksi.

Ekonom IHS Markit Aashna Dodhia mengatakan penyebab stagnasi manufaktur pada Oktober lalu merupakan keberlanjutan pelemahan permintaan dari pasar domestik.

Sebaliknya, pabrikan lebih banyak bertumpu terhadap kenaikan permintaan dari pasar ekspor.

“Sektor industri manufaktur Indonesia memulai kuartal keempat dengan cukup berat karena permintaan relatif stagnan selama Oktober. Penguatan permintaan justru berasal dari pasar eskpor,” ujarnya di dalam siaran pers, Rabu (1/11).

Penguatan permintaan eskpor dan melemahnya permintaan domestik menyebabkan output pabrikan bertahan cukup stabil dibanding bulan sebelumnya.

Di samping itu, pabrikan juga tengah menghadapi kenaikan tekanan biaya terhadap sejumlah bahan baku impor meski inflasi relatif rendah dalam beberapa bulan terakhir.

Menurutnya, kenaikan harga bahan baku menyebabkan pabrikan menanggung beban biaya produksi yang lebih tinggi.

Hanya saja, pabrikan tidak serta merta mengalihkan kenaikan biaya produksi kepada konsumen untuk menjaga daya saing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini