AS: Invasi Darat Satu-satunya Cara Hancurkan Nuklir Korut

Bisnis.com,06 Nov 2017, 20:09 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat Laksamana Muda Michael Dumont mengatakan satu-satunya cara menghancurkan semua komponen program senjata nuklir Korea Utara adalah melalui invasi darat.

Pendapatnya itu disampaikan kepada kepada anggota Kongres AS, Ted Lieu, dalam bentuk surat sebagaimana dikutip BBC.com pada Senin (6/11/2017).

"Satu-satunya cara untuk 'menemukan dan menghancurkan secara pasti semua komponen program senjata nuklir Korut adalah melalui invasi darat," ujar Dumont saat menjawab pertanyaan Ted Lieu mengenai potensi konflik Korut.

Potensi korban yang muncul akibat invasi tersebut, ujar Dumont, amat tergantung pada intensitas serangan balik Korut terhadap ibu kota Korea Selatan, Seoul, yang berjarak 35 kilometer dari perbatasan. Faktor lainnya adalah seberapa jauh peringatan siaga yang didapat AS dan sekutu-sekutunya.

Menurut Dumont, bantuan serangan dari tembakan artileri dan gempuran udara ke Korut amat mungkin membantu mengurangi jumlah korban.

Risiko yang dihadapi AS dan sekutu-sekutunya adalah kemungkinan digunakannya senjata biologi dan senjata kimia oleh Korut. Meski ada konvensi internasional yang melarang penggunaan senjata tersebut, Korut tidak pernah menandatanganinya.

"Kemungkinan mereka [Korut] menyimpan cadangan [senjata kimia]," ujar Dumont dalam suratnya.

Risiko berikutnya adalah serangan nuklir Korut ketika pasukan AS mencoba melumpuhkan fasilitas-fasilitas yang jauh tertanam di bawah tanah, ujarnya.

Surat Dumont dirilis di tengah kunjungan Donald Trump ke Asia. Dalam rangkaian lawatan tersebut, Korut tampaknya akan menjadi topik pembahasan utama.

Sebagai gambaran, Trump pernah menyatakan bahwa jika dia dihadapkan pada pilihan membela AS atau sekutu-sekutunya, dia "tidak punya pilihan selain menghancurkan Korut".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini