New Delhi Darurat Pencemaran Udara, Kabut Beracun Tebal

Bisnis.com,09 Nov 2017, 17:32 WIB
Penulis: Newswire
Wilayah Kota New Delhi./Reuters

Bisnis.com, NEW DELHIIbu kota India mengumumkan keadaan darurat pencemaran udara dan melarang truk masuk dan kegiatan pembangunan, sementara kabut beracun di kota tersebut memasuki hari ketiga pada Kamis dan mutu udara memburuk tiap jam.

Pembakaran lahan tanaman secara gelap di pertanian negara bagian sekitar New Delhi, gas kendaraan di kota dengan angkutan umum terbatas, serta debu pembangunan berterbangan menyebabkan bencana setiap tahun.

Masalah tersebut semakin bertambah pada tahun ini, dengan keadaan belum berubah, kata kantor cuaca. Pengukuran oleh kedutaan AS atas zarah PM 2.5 menunjukkan pembacaan 608 pada pukul 10.00 waktu setempat, sementara batas dapat dikatakan aman adalah 50.

Satu jam sebelum itu, pengukuran menunjukkan angka 591. PM 2.5 adalah zarah sekitar 30 kali lebih halus daripada rambut manusia. Partikel tersebut dapat dihirup ke dalam paru-paru, menyebabkan serangan jantung, strok, kanker paru-paru dan penyakit pernapasan.

Beberapa warga mengeluhkan sakit kepala, batuk dan mata perih. Banyak rumah tinggal dan restoran di beberapa bagian kota yang paling ramai menjadi sepi.

"Saya ingin meyakinkan masyarakat bahwa pemerintah pusat harus melakukan segala sesuatu yang memungkinkan untuk menghasilkan perbaikan kualitas udara di Delhi, serta Wilayah Ibu Kota Nasional," ujar menteri lingkungan federal Harsh Vardhan, saat pihak berwenang menghadapi kritik akibat gagal mengambil langkah mengatasi masalah yang muncul tiap tahunnya.

Kabut asap menutupi Gerbang India, tugu peringatan perang di pusat kota, di mana Pangeran Charles dan istrinya Camilla akan memberikan penghormatan dalam perjalanan dua hari yang berakhir pada Kamis.

Dilansir dari Antara, informasi menyebutkan sekolah ditutup seminggu dan pada Rabu malam, pemerintah kota mengumumkan serangkaian tindakan untuk mencoba membersihkan udara.

Truk niaga dilarang bepergian keluar kota, kecuali jika mereka mengangkut barang penting. Semua pembangunan dihentikan dan biaya parkir, yang mencapai empat kali lipat, memaksa penduduk menggunakan kendaraan umum.

Departemen pengangkutan Delhi mengatakan akan mengambil keputusan pada kemudian hari apakah akan memperkenalkan skema ‘ganjil’, di mana mobil dengan plat nomor ganjil diperbolehkan melintas sehari dan pada mobil bernomor genap berikutnya.

Namun, para ahli mengatakan bahwa tindakan tersebut tidak mungkin segera dilakukan. "Terdapat pemikiran dari kami bahwa Anda mungkin memerlukan hujan buatan atau beberapa hal untuk membersihkan udara seperti ini," ujar Dr. Vivek Nangia, seorang ahli paru di rumah sakit Fortis di Delhi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pamuji Tri Nastiti
Terkini