Stok September Turun, Harga Sawit Mulai Naik

Bisnis.com,11 Nov 2017, 17:30 WIB
Penulis: Wike Dita Herlinda
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution (kanan), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kedua kiri) dan Bupati Kabupaten Musi Banyuasin Dodi Reza Alex (kiri) berbincang di tengah perkebunan sawit usai peluncuran penanaman perdana program peremajaan kebun kelapa sawit di Desa Panca Tunggal, Sungai Lilin, Kabupaten Musi banyuasin, Sumatra Selatan, Jumat (13/10)./ANTARA-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA—Ekspor minyak sawit Indonesia (tidak termasuk biodiesel dan oleochemical) mencapai puncak tertinggi pada Agustus 2017, yaitu 2,98 juta ton. Namun, pada September, ekspor minyak sawit Indonesia turun 7,5% atau hanya mampu mencapai 2,76 juta ton.

Bagaimanapun, angka ekspor ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan tren ekspor sepanjang 2017. Ini menunjukkan bahwa pasar minyak sawit masih terus bergeliat karena kurangnya pasokan dari minyak nabati lainnya di pasar global.

“India dan China masih terus mengisi stok minyak nabati di dalam negerinya yang mulai menipis meskipun pada September terjadi penurunan permintaan dari China dan India masing-masing 17,5% dan 17%,” jelas Sekjen Gapki Togar Sitanggang, Sabtu (11/11/2017).

Secara volume, impor kedua negara tujuan utama ekspor minyak sawit Indonesia ini masih tinggi yaitu masing-masing mencatatkan permintaan di September ini sebesar 370,47 ribu ton dan 650,75 ribu ton.

Di lain pihak, beberapa negara tujuan ekspor minyak sawit Indonesia mencatatkan peningkatan permintaan pada bulan September yang cukup tinggi adalah negara-negara Timur Tengah naik 26%, dan Pakistan naik 9%.

Sementara itu negara-negara Uni Eropa hanya membukukan kenaikan permintaan pada September ini sebesar 1%. Menipisnya stok minyak sawit di Indonesia dan Malaysia, telah mengerek harga CPO global.

“Sepanjang September harga harian CPO global bergerak di kisaran US$ 687.50 – US$ 760 per metrik ton dengan harga rata-rata US$ 724.9 per metrik ton. Harga rata-rata ini meningkat 7% dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ USD 676 per metrik ton,” lanjutnya.

Sementara itu, produksi minyak sawit Indonesia (CPO dan PKO) sepanjang September 2017 menembus 4 juta ton. Angka ini merupakan angka produksi tertinggi sepanjang tahun 2017 dan peningkatan produksi ini merupakan siklus panen raya tahunan.

Togar mengatakan sepanjang September produk minyak sawit Indonesia tercatat 4,03 juta ton atau naik 2% dibandingkan Agustus lalu di 3,95 juta ton. Meskipun produksi minyak sawit Indonesia sedang mencapai puncak tertinggi, stok minyak sawit di dalam negeri tidak meningkat secara signifikan karena masih tingginya permintaan pasar global.

“Stok pada September tercatat 2,92 juta ton atau naik 8,5% dibandingkan dengan bulan Agustus sebesar 2,69 juta ton,” jelasnya.

Geliat pasar diperkirakan masih akan terus meningkat karena produksi kedelai diperkirakan pada bulan agustus masih menurun karena kondisi cuaca kering di Amerika Selatan dan curah hujan yang tinggi di Brazil.

Kondisi cuaca ini mengganggu hasil panen. Di sektor biodiesel, Serapan biodiesel di dalam negeri pada September meningkat 7% atau dari 210.000 ton pada Agustus naik menjadi 225.000 ton. “Dengan serapan biodiesel yang konsisten dapat disimpulkan mandatori biodiesel Indonesia telah berjalan dengan baik,” tegas Togar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini