Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank HSBC Indonesia optimistis bisnis wealth management (WM) pada tahun depan bakal semakin berkembang sejalan dengan tren penurunan suku bunga.
Head of Wealth Management Bank HSBC Indonesia Steven Suryana mengatakan, di tengah rendahnya tingkat suku bunga dan tren penurunannya serta dinamika inflasi, masyarakat perlu melengkapi produk tabungan dan deposito mereka dengan produk keuangan lain.
“Produk keuangan lain itu untukk mendukung terwujudnya stabilitas keuangan jangka panjang, seperti produk-produk investasi, asuransi, atau layanan wealth management,” ucapnya, di Jakarta, Selasa (14/11/2017).
Produk keuangan penunjang yang pemasarannya sedang dipacu HSBC adalah wealth management. Prospek bisnis kelolaan dana nasabah kaya ini diyakini perseroan terus prospektif apalagi HSBC kini cakupannya meluas pascaakuisisi PT Bank Ekonomi hingga menjangkau 29 kota.
Steven menjelaskan, lazimnya layanan wealth management HSBC Indonesia ditawarkan untuk nasabah premium dengan saldo dana simpanan sedikitnya Rp500 juta. Para nasabah di segmen ini disediakan SDM khusus untuk membantu mereka memetakan kebutuhan keuangannya.
Adapun terkait penempatan dana kelolaan, sejauh ini yang paling banyak diminati nasabah wealth management HSBC Indonesia tetap pada tabungan dan deposito. Tapi seiring waktu, kata Steven, obligasi, reksadana dan asuransi diyakini bakal tumbuh paling kencang.
“Kalau kita lihat penempatan dananya di kami cukup beragam, paling besar memang di tabungan dan deposito. Tapi cukup besar juga di obligasi pemerintah, reksadana, dan asuransi ke depan,” tutur dia.
Secara umum, HSBC Indonesia mengaku percaya diri melakoni bisnis wealth management pada tahun depan. Apalagi, penurunan suku bunga diyakini akan tetap menjadi tren pada 2018. Seiring dengan perluasan cakupan bisnis menjadi 25 kota, pasar wealth management yang dapat digarap pun masih luas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel