Porsi Kredit UKM Bank Central Asia 14%

Bisnis.com,14 Nov 2017, 20:31 WIB
Penulis: Dini Hariyanti
Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja memberikan penjelasan pada Paparan Kinerja Kuartal III/2017 di Jakarta, Kamis (26/10)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. akan terus memacu penyaluran kredit di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM hingga sesuai ketentuan pemerintah sebesar 20% dari total portofolio kredit perseroan.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, persaingan di segmen UMKM sebetulnya sangat ketat bahkan lebih sulit daripada kredit pemilikan rumah. Pasalnya, sekian ratus bank yang ada di bawah naungan OJK semua masuk ke segmen ini.

“Kalau KPR paling hanya sepuluh bank yang kuat. Tapi UMKM ada 120 bank, dan mereka semua masuk ke UMKM jadi persaingan di segmen ini semakin ketat,” ucapnya, di Jakarta, Senin (13/11/2017).

Porsi kredit UMKM di dalam portofolio kredit emiten berkode saham BBCA ini sekarang baru 14%. Pemerintah menargetkan pemenuhan porsi kredit UMKM mencapai 20% dalam beberapa tahun mendatang.

BBCA menargetkan penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah yang dilakukannya dapat tumbuh antara 8%  dan 9% sampai penghujung tahun ini. Hal ini sejalan dengan proyeksi perseroan atas pertumbuhan kredit secara umum pada level yang sama.

Penyaluran kredit BBCA kepada debitur pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) serta komersil per September 2017 sebesar Rp150,02 triliun. Jumlah ini bertumbuh sekitar 2,4% secara year on year dari Rp146,51 triliun per September tahun lalu.

PT Bank Central Asia Tbk. membukukan penyaluran kredit secara keseluruhan sebesar Rp440 triliun per akhir September tahun ini. Nilai ini tercatat meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sekitar 13,9%.

Pendorong pertumbuhan tersebut adalah segmen korporasi dan konsumer. “Kami harapkan pada akhir tahun ada permintaan lebih besar [untuk kredit] terutama dari korporasi,” ucap Jahja.

Perincian penyaluran kredit tersebut a.l. kredit korporasi berkontribusi sebesar Rp161,5 triliun atau meningkatn 21,2% secara year on year. Kredit konsumer tercatat Rp128,3 triliun tumbuh 20,6% secara year on year.

Adapun kredit konsumer, untuk KPR tumbuh 26,8% menjadi Rp78,8 triliun, sedangkan KKB dan kartu kredit masing-masing tumbuh 11,4% menjadi Rp38,5 triliun dan 13,4% menjadi Rp11 triliun. Sementara itu, kredit komersial dan UKM tercatat Rp150 triliun atau naik 2,4% untuk periode year on year pula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini