Tidak Efisien, 11 Pabrik Gula Akan Ditutup Secara Bertahap

Bisnis.com,14 Nov 2017, 17:46 WIB
Penulis: Newswire
Ilustrasi pabrik gula/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -  Holding Perkebunan Nusantara (PTPN III Persero) akan menutup secara bertahap 11 pabrik gula yang dinilai tidak mampu berproduksi maksimal dan tidak efisien karena sudah berusia tua di atas 100 tahun.

"Penutupan bertahap. Sebanyak tiga pabrik gula di PTPN IX, tiga pabrik di PTPN X dan sebanyak lima pabrik di PTPN XI," kata Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara Dasuki Amsir di Jakarta, Selasa (14/11/2017).

Menurut Dasuki, penutupan pabrik gula di tiga lokasi tersebut bagian dari program transformasi bisnis perusahaan yang sedang melakukan revitalisasi sejumlah pabrik gula dan termasuk membangun pabrik baru.

"Ada pabrik gula yang ditutup, tapi ada yang direvitalisasi dan ada yang dibangun baru," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Manajemen Operasional dan Pengembangan Holding Perkebunan, Erwan Pelawi mengatakan penutupan pabrik akan dilakukan bertahap dalam empat tahun ke depan, atau mulai  2018.

"Jadi, penutupan tidak serta merta dilakukan bersamaan, tapi disesuaikan dengan program revitalisasi yang sedang bergulir dan pembangunan pabrik baru," ujarnya.

Erwan menambahkan, secara keseluruhan setidaknya terdapat tujuh pabrik gula yang akan direvitalisasi yaitu PG Mojo dan PG Rendeng di Jawa Tengah, PG Jatiroto, PG Asem Bagus dan PG Gempolkrep, di Jawa Timur.

Selanjutnya, di Lampung akan merevitalisasi PG Bunga Mayang dan PG Cinta Manis.

Adapun pabrik baru yang sedang tahap pembangunan PG Comal kapasitas 6.000 TCD (ton tebu per hari) yang mulai beroperasi penuh mulai tahun 2020.

Meski begitu, Pelawi memastikan dengan penutupan pabrik gula secara bertahap tersebut tidak akan merugikan petani tebu di sekitar pabrik dan termasuk karyawan perkebunan.

"Revitalisasi pabrik gula dan pembangunan pabrik baru harus selalui diringi dengan peningkatan kapasitas, sehingga tebu petani tetap terserap dalam jumlah besar," ujarnya.

Hingga Oktober 2017 total penjualan Holding Perkebunan Nusantara tercatat mencapai Rp28,19 triliun. Kontribusi komiditas gula mencapai 13% atau senilai Rp3,70 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini