Pasca Kunjungan Trump, China Kirim Utusan Khusus ke Korea Utara

Bisnis.com,15 Nov 2017, 12:59 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Presiden AS Donald Trump berinteraksi dengan Presiden China Xi Jinping di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, AS, 6 April 2017./.Reuters-Carlos Barria TPX

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah kunjungan Presiden Donald Trump ke Beijing, China mengirim utusan khusus tingkat tinggi ke Korea Utara di tengah dinginnya hubungan antar kedua negara di tengah program senjata nuklir dan rudal Pyongyang.

Song Tao, kepala Departemen Hubungan Internasional Partai Komunis China, akan melakukan perjalanan ke Pyongyang pada hari Jumat (17/11) untuk melaporkan hasil kongres nasional partai tersebut yang diadakan bulan lalu, menurut kantor berita Xinhua News Agency yang dikutip Washington Post.

Xinhua tidak menyebutkan mengenai kunjungan Trump atau program senjata Korut, meskipun Trump telah berulang kali meminta Beijing untuk melakukan lebih banyak upaya untuk menekan Korut agar mengubah perilakunya.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mendesak Xi untuk menekan Korea Utara agar menghentikan program senjata nuklirnya dalam kunjungannya di China Kamis pekan lalu.

“China bisa memperbaiki masalah dengan mudah dan cepat," kata Trump dalam sambutan kepada para wartawan di samping Xi setelah pertemuan keduanya.

Song akan menjadi pejabat setinggat menteri China pertama yang mengunjungi Korut sejak Oktober 2015 ketika anggota Komite Politburo Liu Yunshan mengunjungi Pyongyang dan bertemu dengan Kim Jong Un. Liu menyampaikan sebuah surat kepada Kim dari Presiden China Xi Jinping yang mengekspresikan harapan untuk hubungan yang lebih kuat. Adapun Wakil Menteri Luar Negeri Liu Zhenmin mengunjungi Pyongyang pada bulan Oktober tahun lalu.

Partai Komunis China dan Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara memiliki ikatan yang terjalin sejak lama yang sering menggantikan diplomasi formal, bahkan saat Beijing telah lama tertekan dengan provokasi Pyongyang dan keengganan untuk mereformasi ekonominya.

China juga merupakan mitra dagang terbesar Korut dan sumber utama bantuan pangan serta bahan bakar, meskipun dikatakan pengaruhnya dengan rezim Kim sering dibesar-besarkan oleh AS dan negara lain. Walaupun memberlakukan sanksi baru dari PBB terhadap sumber devisa Korut, pemerintah China telah mengupayakan langkah-langkah untuk memperbarui dialog.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini