Jelang RDG Bank Indonesia, Rupiah Menguat Bersama Mayoritas Kurs Asia

Bisnis.com,15 Nov 2017, 17:27 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Petugas mengangkut tumpukan uang kertas pada bagian pelayanan perkasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (7/6)./Antara-Moch Asim

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup terapresiasi pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Rabu (15/11/2017), bersama dengan penguatan mayoritas mata uang Asia di tengah pelemahan kinerja dolar AS.

Rupiah ditutup menguat 0,12% atau 16 poin di Rp13.535 per dolar AS, setelah dibuka dengan penguatan 0,02% atau 3 poin di Rp13.548. Adapun pada perdagangan Selasa (14/11), rupiah membukukan rebound 0,01% atau 1 poin di posisi 13.551.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak cenderung menguat di kisaran Rp13.532 – Rp13.549 per dolar AS.

Dilansir Bloomberg, rupiah menguat menjelang rilis keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Kamis (16/11). Menurut 22 ekonom dalam survei Bloomberg, Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya sebesar 4,25%.

“Keputusan kebijakan yang stabil akan memberi BI waktu untuk melihat bukti lebih lanjut bahwa inflasi sedang menuju ke batas bawah kisaran targetnya, yang akan memberi ruang untuk mengakomodasi tekanan inflasi yang disebabkan pajak pada tahun 2018,” jelas ING Bank, seperti dikutip dari Bloomberg.

Di sisi lain, mayoritas mata uang Asia menguat dipimpin yen Jepang sebesar 0,62%, peso Filipina dengan 0,54%, dan won Korea Selatan yang terapresiasi 0,51%. Adapun dolar Hong Kong terpantau terdepresiasi sendiri sebesar 0,04% pada pukul 16.54 WIB.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah 0,40% atau 0,378 poin ke 93,449 pada pukul 16.44 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan kenaikan tipis 0,07% atau 0,062 poin di level 93,889, setelah pada Selasa (14/11) berakhir melemah 0,70% di posisi 93,827.

Investor menantikan rilis data inflasi konsumen AS untuk bulan Oktober pada hari ini waktu setempat, yang diperkirakan akan menunjukkan kenaikan harga konsumen secara marjinal.

“Jika melemah, maka hal itu dapat menekan probabilitas kenaikan suku bunga Fed pada bulan Desember,” kata Jeff Kravetz, pakar strategi investasi regional di US Bank Wealth Management, seperti dikutip dari Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini