Penguatan Rupiah Berdampak Minim Pada Pasar Obligasi, Senin (27/11/2017)

Bisnis.com,27 Nov 2017, 10:38 WIB
Penulis: Emanuel B. Caesario
 
Bisnis.com, JAKARTA - Indomitra Sekuritas menilai bahwa penguatan rupiah yang pelan tapi pasti masih belum dapat mendorong harga obligasi untuk naik signifikan.
 
Maximilianus Nico Demus, kepala divisi riset Indomitra Sekuritas, mengatakan bahwa pasar obligasi pada Jumat pekan lalu terlihat masih dalam posisi konsolidasi, sehingga masih dalam rentang pergerakan naik turun yang dapat diprediksi. 
 
Dirinya menilai, penguatan rupiah yang terjadi sepekan lalu belum berdampak signifikan bagi pergerakan harga obligasi.
 
Pada Jumat pekan lalu, rupiah ditutup di level 13504, turun 7 pts atau menguat 0,05% setelah bergerak di kisaran 13492 - 13513. Selain rupiah, penguatan juga terjadi pada Dollar Hongkong (HKD), dan Dollar Taiwan (TWD). Sementara itu, Yuan China (CNY), Rupee India (INR), dan Ringgit Malaysia (MYR) mengalami pelemahan.
 
Kekhawatiran tekanan obligasi dalam jangka pendek masih memberikan tekanan terhadap obligasi, sehingga pasar obligasi masih kesukaran dalam memberikan konfirmasi penguatan. 
 
"Pagi ini pasar obligasi diperkirakan menguat dengan potensi menguat terbatas untuk obligasi 5 tahun, tetapi untuk obligasi 10 tahun hingga 20 tahu  pasar obligasi akan bergerak dalam rentang 15 – 40 bps," ungkapnya dalam riset harian, Senin (27/11/2017).
 
Menurutnya, penguatan obligasi masih didorong oleh masuknya asing ke pasar obligasi sehingga memberikan kesempatan pasar obligasi untuk bertahan di area penguatan. 
 
"Tapi mau sampai kapan? Obligasi 15 tahu  dan 20 tahun tidak dapat menembus level resistensinya, sekalipun ia harus ingin menguat, ia harus turun terlebih dahulu untuk mencapai penguatan," ungkapnya. 
 
"Kami merekomendasikan hold hari ini dengan persiapan jual," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Riendy Astria
Terkini