Bisnis.com, MALANG-- PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mendorong penjualan reksadana syariah lewat kegiatan edukasi.
Presiden Direktur MAMI Legowo Kusumonegoro mengatakan upaya penjualan reksadana syariah perlu dipacu karena pangsa potensi pasarnya tinggi, namun lterasi dan inklusinya masih rendah.
“Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2016 yang dilakukan oleh OJK, tingkat literasi pasar modal syariah di Indonesia hanya 0,02% dan tingkat inklusi/penggunaannya hanya 0,01%.,” katanya di Malang, Rabu (29/11/2017).
Padahal , kata dia, tidak ada alasan masyarakat tidak ada alasan masyarakat tidak mampu membeli produk reksdana karena sudah ada produk reksadana mikro.
“Di MAMI, ada reksadana yang bisa dibeli Rp10.000, yakni Manulife Sukuk Indonesia, sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat dengan menyatakan tidak mampu membeli produk reksadana,” ucapnya.
Dalam memasarkan produk reksadana pada investor pemula, kata dia, selain aspek keterjangkaun, juga produk dipilih yang risikonya rendah, tidak jauh berbeda dengan investasi di deposito.
Karena mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam, maka cara yang paling efektif menjual produk reksadana syariah berbasis sukuk karena berpendapatan tetap dan berbasis syariah.
Penjualan reksadana syariah di MAMI, kata dia, lumayan besar, yakni berkonstribusi 13% bila dibandingkan dengan total dana kelolaan produk reksadana sebesar Rp20 triliun pada posisi September 2017.
Total dana kelolaan MAMI sampai periode tersebut mencapai Rp60 triliun meningkat signifikan bila dibandingkan posisi awal Januari yang mencapai Rp51,5 triliun.
Tiga produk reksadana syariah sampai saat ini, Manulife Sukuk Indonesia dengan dana kelolaan Rp331 miliar, Manulife Syariah Sektoral Amanah yang berbasis saham syariah dengan dana kelolaan Rp441 miliar, dan Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS US$147 juta atau sekitar 2 triliun.
Namun bila dibandingkan angka jumlah penganut muslim dan angka literasi serta inklusi yang masih rendah, kata Legowo, maka masih ada peluang yang lebar untuk ditingkatkan penjualan.
Cara yang dilakukan untuk mendiseminasikan terkait perlunya berinvestasi di pasar modal, terutama pasar modal syariah, dengan memberikan edukasi pada mahasiswa dan dosen.
Melalui pelatihan, dia berharap semua peserta, terutama para dosen,dapat melakukan peranan pentingnya dalam proses penyebaran ilmu pasar modal syariah dengan menyampaikan kembali materi yang telah mereka pelajari kepada orang-orang di lingkungan sekitarnya.
“ Kamis (30/11/2017) kami memberi pelatihan bagi mahasiswa dan dosen FakultasEkonomi dan Bisnis,” ucapnya.
Di sepanjang November 2017, MAMI menyelenggarakandua kali edukasi pasar modal syariah di JawaTimur.Sebelumnya, pada 7 November 2017, MAMI mengadakan program edukasibagi 200 mahasiswa di Universitas Islam NegeriSunanAmpel Surabaya, dan Kamis (30/11/2017), MAMI melakukanedukasi di UniversitasBrawijaya, Malang.
“Ini merupakan bagian dari aktivitas Unit Pengelola Investasi Syariah MAMI dan Universitas Brawijaya, didukung oleh Otoritas Jas aKeuangan (OJK) dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), tentang pelatihan pasar modal syariah di JawaTimur,”ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel