Dengan Lirih, Andika-Anniesa Minta Maaf ke Kreditur First Travel

Bisnis.com,05 Des 2017, 13:47 WIB
Penulis: Deliana Pradhita Sari
Dua Direktur PT First Anugerah Karya Wisata atau First Travel Andika dan Anniesa di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Selasa (5/12/2017)/ Deliana Pradhita Sari

Bisnis.com, JAKARTA — Suara riuh obrolan para kreditur First Travel tiba-tiba terhenti. Seluruh kreditur menoleh ke pintu kanan depan, akses masuknya Direktur First Travel, Andika Surrachman dan Aniesa Hasibuan.

Akhirnya pukul 10.43, yang ditunggu-tunggu datang juga. Salut, tidak ada tindakan rusuh atau anarkis yang dilakukan oleh para kreditur yang sudah menunggu sejak pukul 08.30.

Wajah kreditur menandakan tidak percaya akhirnya dapat secara langsung bertemu dengan orang yang selama ini ditagih sekaligus diolok-olok.

Sebagai info, kreditur First Travel terdiri dari calon jamaah, vendor dan agen.

Dua Direktur PT First Anugerah Karya Wisata atau First Travel Andika dan Anniesa telah duduk di kursi debitur. Keduanya didampingi oleh kuasa hukum Damba Akmala.

Andika mencoba menyalakan pengeras suara di depannya. Dengan suara tegas tapi lirih, suami Anniesa itu memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh kreditur.

“Tolong, kami dibukakan pintu maaf,” katanya dalam rapat kreditur First Travel di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Selasa (5/12/2017).

Dia menyatakan bersikeras mencapai perdamaian dengan para kreditur dalam proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).

Menurut dia, hanya dengan perdamaianlah dia bisa membuktikan dapat memberangkatkan jamaah.

Pernyataan ini sontak direspon para kreditur dengan jawaban Amiin.

Dalam kedatangannya di rapat kreditur, Andika dan Anniesa memohon diberi kesempatan untuk melunasi seluruh kewajibannya.

Di tengah-tengah Andika memberikan pernyataan, Anniesa terlihat menangis tersedu. Beberapa kali dia menyeka air matanya dengan tissue yang tak pernah lepas dari tangannya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini