Jerman Anggap Trump Tantangan Besar Dibandingkan Korea Utara & Rusia

Bisnis.com,05 Des 2017, 16:03 WIB
Penulis: Juli Etha Ramaida Manalu
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di sela-sela KTT G20, di Hamburg, Jerman, Sabtu (8/7) siang waktu setempat./REUTERS-Wolfgang Rattay

Kabar24.com,JAKARTA - Jerman menganggap Presiden Amerika Serikat Donald Trump merupakan tantangan besar bagi kebijakan luar negerinya, dibandingkan dengan Korea Utara, Rusia atau Turki. Hal itu terungkap dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Koerber Foundation seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/12/2017).

Pengungsi berada di urutan teratas dalam daftar hal-hal mengkhawatirkan seputar kebijakan luar negeri Jerman. Sebanyak 26 responden mengaku khawatir terkait kemampuan Jerman dalam mengatasi arus masuk para pencari suaka ke negara tersebut.

Hubungan Jerman dengan Trump dan Amerika ada di urutan kedua, di mana 19% responden menganggap hal ini sebagai tantangan besar dan diikuti oleh Turki sebanyak 17%, Korea Utara 10%, dan Rusia 8%.

Sejak menjabat sebagai Presiden pada Januari lalu, Trump membuat Jerman tidak tenang dengan menarik diri dari perjanjian iklim Paris, menolak pengesahan sebuah perjanjian internasional terkait program nuklir Iran, dan mengkritik surplus perdagangan Jerman serta kontribusinya dalam aliansi militer NATO.

Tindakan Jerman mendorong Kanselir Jerman Angela Merkel yang biasanya bersikap hati-hati, untuk menyampaikan bahwa pihaknya mungkin tidak bisa mengandalkan Amerika di masa mendatang. Dia juga mendesak Eropa untuk menentukan nasibnya sendiri.

Dalam poling yang melibatkan 1.005 orang warga Jerman pada Oktober lalu, 56% menyebutkan bahwa hubungan dengan Amerika buruk atau sangat buruk.

Terlepas dari pernyataan Merkel, hasil survei tersebut menunjukan skeptisme yang dalam, bahwa Jerman bisa mengambil peran lebih aktif terkait krisis internasional. Pasalnya 52% responden mengatakan bahwa negara harus melanjutkan kebijakan pembatasan pasca-perang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini